Kamis 09 Aug 2018 08:29 WIB

Gempa Susulan Masih Terus Guncang Pulau Lombok

Gempa susulan diperkirakan terjadi hingga empat minggu mendatang.

Red: Nur Aini
Pengungsi beristirahat dalam tenda darurat yang dibangun di sekitar pemukiman tempat tinggal mereka di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Senin (6/8). Warga terpaksa tinggal di tenda darurat di ruang terbuka seperti sawah, lapangan dan halaman rumah mereka karena khawatir akan adanya gempa susulan
Foto: Zabur Karuru/Antara
Pengungsi beristirahat dalam tenda darurat yang dibangun di sekitar pemukiman tempat tinggal mereka di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Senin (6/8). Warga terpaksa tinggal di tenda darurat di ruang terbuka seperti sawah, lapangan dan halaman rumah mereka karena khawatir akan adanya gempa susulan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa susulan terus mengguncang Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat dan sekitarnya setelah gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter pada Ahad (5/8). Gempa susulan hingga Kamis (9/8) pagi tercatat telah mencapai 355 kali.

"Hingga Kamis pukul 08.00 WITA, tercatat 355 kali gempa susulan," kata Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Hary Tjatmiko dalam keterangan tertulisnya, Kamis.

Dari lebih 300 kali gempa susulan tersebut, gempa yang dirasakan cukup kuat tercatat sebanyak 17 kali. Periode gempa bumi susulan yang terjadi juga semakin jarang, tercatat sejak Kamis dini hari pukul 00.00 WITA hingga pukul 08.00 WITA gempa terjadi enam kali yaitu masing-masing tiga kali pada pukul 02.00 dan 03.00 WITA.

Gempa bumi 7,0 SR yang melanda Pulau Lombok dan Sumbawa pads Ahad (5/8) juga dirasakan hingga ke Bali dan Jawa Timur. Gempa tersebut disebut BMKG sebagai gempa utama dari rangkaian gempa yang terjadi di Lombok. Sebelumnya terjadi gempa pada 29 Juli 2018 juga merusak dan menimbulkan korban jiwa jika dilihat dari episenternya yang relatif sama. Hingga Rabu (8/8), BNPB dan BPBD Nusa Tenggara Barat menyebut korban meninggal 131 orang, ratusan lainnya luka-luka dan ribuan rumah rusak.

Baca: BNPB: Evakuasi Tiga Gili Masih Menyisakan Penghuni

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan gempa susulan skala kecil akan terus terjadi hingga empat minggu ke depan.

"Tiga hingga empat minggu ke depan gempa kecil masih akan terjadi. Kita harus menerimanya, ini proses alam," kata Dwikorita di Mataram, Kamis.

Kepala BMKG menjelaskan masyarakat harus bersama-sama dalam menghadapi cobaan tersebut. Hal itu karena posisi Pulau Lombok memang berada pada patahan batu besar di bumi.

Gempa yang akan terjadi, menurutnya, hanya pada kisaran maksimal 5,0 SR atau tidak memiliki efek merusak. Bagi masyarakat yang rumahnya sudah retak akibat gempa besar 7.0 SR pada Ahad (5/8) diimbau tetap waspada.

Ia menjelaskan Pulau Lombok juga berdekatan dengan batu bumi yang patah dan disebut sebagai Sesar Flores. Bentang patah sesar Flores tersebut dari Bali hingga utara Laut Flores. Ketika patah terjadi akan memunculkan energi yang sangat besar, patahan terbesar muncul pada 200 tahun silam dan kali ini pengulangan kembali.

Energi tersebut keluar secara berangsur dengan dua kali energinya memiliki efek merusak di Lombok. Daya kekuatan energi tersebut akan terus terasa setelah titik puncaknya, yang biasa disebut gempa susulan.

Berdasarkan data dari BMKG, titik energi terbesar telah keluar pada Ahad (5/8) yang menyebabkan getaran hingga 7,0 SR. Setelah kejadian energi besar tersebut lazim masih menyisakan energi yang kecil, tetapi kecil kemungkinan untuk besar kembali.

"Justru akan sangat berbahaya jika setelah gempa besar terjadi namun tidak ada gempa susulan kecil setelahnya, berarti masih ada potensi energi besar," katanya menjelaskan.

Namun di Lombok, potensi energi besar tersebut telah terlewati. Ia menginformasikan kepada seluruh masyarakat Lombok diperbolehkan untuk kembali ke rumah masing-masing.

"Warga sudah boleh jika ingin kembali ke rumah, keadaan sudah berangsur aman," kata Dwikorita.

Kepala BMKG menjelaskan bahwa titik puncak getaran gempa dan potensi tsunami sudah terlewati. Sehingga, yang muncul hanya getaran gempa susulan yang semakin mengecil.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement