REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Kapolri Tito Karnavian mengatakan, bencana gempa di Lombok sebagai bencana nasional jika melihat dampak yang ditimbulkan, di mana begitu banyak jumlah korban tewas, luka-luka, dan masifnya kerusakan infrastruktur.
"Ini bencana bertingkat nasional tapi karena kesepakatan daerah mampu menangani maka ditunjuk Danrem (162 WB sebagai komandan tim penanganan) sehingga semua pihak pada satu komando, Danrem," ujarnya di halaman Kantor Bupati Lombok Utara, NTB, Rabu (8/8). Meski ditangani pemerintah daerah, kata dia, pemerintah pusat mendukung penuh apa pun yang dibutuhkan.
Tito menyampaikan, Lombok sendiri merupakan destinasi wisata kelas dunia, dan banyak turis asing yang berada di Lombok saat gempa melanda yang telah mendapat evakuasi dari Gili. "Kita lakukan ada dua langkah oleh pemerintah, pertama, tanggap darurat melakukan mitigasi dampak bencana secepat mungkin, kedua, rekonstruksi dan rehabilitasi," lanjutnya.
Ia menyampaikan, berkat kerja sama seluruh pihak proses evakuasi berjalan dengan cepat. Tito menjelaskan, respon tiga hari pascagempa mendapat apresiasi dari banyak pihak lantaran proses pertolongan warga terdampak, hingga korban meninggal dunia yang dimakamkan dengan layak, serta yang luka-luka mendapat pelayanan secepat mungkin.
Dia mengungkapkan, kebutuhan jangka pendek yang diperlukan warga ialah tenda, makanan siap saji, sembako, MCK, hingga pelayanan kesehatan. "Khusus untuk relawan atau siapa pun di luar pemerintah, kalau ada warga ingin bantu makanan dan lain-lain, kita semua welcome ini tugas kita bersama ke depan," kata dia.
Mengenai masih banyaknya warga yang berada di lokasi terpencil, Kapolri mengatakan, akan ada penambahan helikopter agar bisa menapai daerah terpencil terutama di gunung-gunung. Mabes Polri juga akan menambah 100 personel guna memberikan keamanan kepada warga yang resah akibat munculnya isu pencurian. "Kita juga minta polres dan polsek untuk terus berpatroli," ungkapnya.
Evakuasi dan pembongkaran reruntuhan
Humas Basarnas Mataram I Gusti Lanang Wiswananda menyampaikan, operasi evakuasi warga dan wisatawan di Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno kembali dilanjutkan pada Rabu (8/8). Proses evakuasi dilakukan dengan menggunakan rubber boat 220 yang dimulai pada pukul 09.00 Wita untuk memastikan warga dan turis yang belum dievakuasi.
"Sebelumnya sempat koordinasi dengan Kementrian Luar Negeri dan dilaporkan masih ada warga negara Italia dan Norwegia yang minta dievakuasi di Gili Air," ujarnya di Lombok Utara, Rabu (8/8).
Selain evakuasi warga dan turis Gili, tim gabungan juga kembali melakukan proses pengangkatan reruntuhan Masjid Jamiul Jamiah di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Bangsal, yang diduga masih terdapat korban. "Masjid di Bangsal, tim SAR gabungan juga sudah berada di lokasi dan siap melakukan evakuasi," katanya.
Di titik lain, tim gabungan juga melakukan proses pembokaran ruko di Dusun Cupek, Desa Sigar Penjalin yang diduga ada satu oang tua tertimbun.