Kamis 09 Aug 2018 16:01 WIB

Imran Khan Ingin Pakistan Lebih Bersahabat dengan AS

Khan bertemu dengan Dubes AS John F. Hoover.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Mantan bintang kriket Pakistan yang menjadi politikus, Imran Khan.
Foto: AP Photo/Anjum Naveed
Mantan bintang kriket Pakistan yang menjadi politikus, Imran Khan.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, menginginkan hubungan yang lebih bersahabat dengan Amerika Serikat (AS). AS sebelulmnya pernah menuduh Pakistan membantu Taliban berperang di Afghanistan. Tuduhan ini dibantah Islamabad.

Khan yang akan dilantik sebagai perdana menteri pekan depan  bertemu dengan Duta Besar AS untuk Pakistan John F. Hoover pada  Rabu (8/8). Ia mengatakan hubungan Pakistan dan AS yang tidak stabil telah menyebabkan 'defisit kepercayaan'.

Washington telah menghentikan bantuan militer ke Pakistan. "(Partai saya) ingin membangun hubungan dengan Amerika Serikat berdasarkan kepercayaan dan saling menghormati dan karenanya pemerintah kami akan terlibat dengan AS untuk membuat hubungan ini lebih seimbang dan dapat dipercaya," kata Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) menguatkan pernyataan Khan.

Baca juga, Donald Trump Buat Gaduh Dunia.

Khan menambahkan, ada kebutuhan untuk mengubah hubungan diplomatik antara kedua negara. Kedutaan Besar AS di Pakistan belum berkomentar tentang pertemuan tersebut.

Pada  Januari, Presiden AS, Donald Trump, menuduh Pakistan memainkan peran ganda dalam memerangi terorisme. Trump bersumpah untuk melakukan pendekatan yang lebih keras untuk menyikapi hal itu.  "AS telah diberi balasan dengan tiada lain selain kebohongan dan kebohongan karena secara bodoh memberi Pakistan bantuan lebih dari 33 milyar dolar AS dalam 15 tahun terakhir," tulis Trump di Twitter-nya. 

Baca juga, Imran Khan Deklarasikan Kemenangan Jadi PM Pakistan.

Pekan lalu, AS membuat marah Islamabad terkait masalah dana talangan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk Pakistan. AS khawatir  uang itu akan digunakan untuk melunasi pinjaman Pakistan ke Cina.

AS mewaspadai hubungan yang lebih akrab antara Pakistan dan Cina. Beijing berjanji untuk mendanai infrastruktur senilai 57 miliar dolar AS sebagai bagian dari program Belt and Road yang diusung Xi Jinping.

Partai Khan mengatakan, mantan pemain kriket itu juga mendiskusikan Afghanistan dengan utusan AS. Ia menekankan bahwa solusi politik dibutuhkan daripada pertempuran.

"Stabilitas di Afghanistan adalah  kepentingan yang lebih besar dari Pakistan, Amerika dan kawasan dan karenanya harus diperoleh melalui keterlibatan politik yang layak," kata Khan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement