Kamis 09 Aug 2018 16:02 WIB

Google Klaim Sudah Melatih Satu Juta UKM Indonesia

Google menggelar program pelatihan digital untuk pelaku UKM di Indonesia

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Kementerian Perindustrian menggandeng Google Indonesia untuk memberikan pelatihan kepada Usaha Miko Kecil Menengah (UMKM).
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Kementerian Perindustrian menggandeng Google Indonesia untuk memberikan pelatihan kepada Usaha Miko Kecil Menengah (UMKM).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Google menyatakan, sejak 2015 hingga sekarang telah melatih satu juta Usaha Kecil Menengah (UKM). Para pelaku UKM itu dilatih melalui kombinasi antara pelatihan langsung dan program pelatihan digital seperti program Gapura Digital dan Womenwill.

“Setelah memperluas pelatihan Gapura Digital di 14 lokasi di 12 kota di Indonesia. Kami melihat tingginya antusiasme dari para pelaku UKM yang ingin belajar lebih lanjut tentang bagaimana mereka bisa membawa bisnis mereka online dan memanfaatkan Internet untuk bisnis mereka,” ujar Head of Marketing Google Indonesia Veronica Utami di Jakarta, Kamis (9/8).

Ia mengaku kagum dengan pelaku UKM wanita berbagi tentang cerita sukses mereka di program Womenwill. "kami berharap program ini juga dapat menginspirasi wanita-wanita lainnya untuk memanfaatkan Internet dan menumbuhkan bisnis mereka," katanya.

Baca juga, Kemenperin: Pelaku UKM tidak Perlu Lakukan Ekspor

Gapura Digital merupakan program pelatihan langsung yang dapat diikuti oleh siapa saja secara gratis. Tujuannya belajar tentang berbagai keterampilan penggunaan teknologi online, mulai dari cara membuat website, hingga pelatihan tentang digital marketing.

“Lalu melalui program Womenwill, Google telah menggelar kelas pelatihan di empat kota bersama IWAPI, Wanita Wirausaha, dan Female Daily. Tujuannya mengajak lebih banyak wanita untuk menjadi wirausaha dan memajukan bisnis mereka secara pesat dengan bantuan Internet,” tutur Veronica.

Ia meyakini, dengan meningkatkan produktivitas wanita, PDB negara juga bisa meningkatkan. Maka dapat membantu pemerintah mencapai tujuannya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement