REPUBLIKA.CO.ID, ASAHAN -- Tiga mahasiswa Universitas Muslim Nusantara (UMN) dan seorang pelajar yang hanyut di sungai Asahan, desa Marjanji Aceh, Aek Songsongan, Asahan, Sumut, Rabu (8/8), masih hilang. Proses pencarian terus dilakukan hingga sore ini, Kamis (9/8).
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Asahan, Khaidir Sinaga mengatakan, ada sekitar 80 personel gabungan BPBD, Basarnas, TNI-Polri, mahasiswa pecinta alam, dan relawan yang melakukan pencarian. Proses pencarian dilakukan sejak pukul 08.00 WIB dan masih berlangsung di sepanjang aliran sungai Asahan.
"Masih proses. Kami harap bisa ditemukan hari ini," kata Khaidir, Kamis (9/8).
Khaidir mengatakan, proses pencarian terkendala arus yang sangat deras dan tebing yang terjal. Sungai Asahan memang terkenal di kalangan pecinta arung jeram karena hal ini.
"Kami harus menempuh medan yang jauh untuk bisa menempuh titik naik dan turun," ujar dia.
Menurut Khaidir, pencarian akan berlangsung selama lima hari mulai pukul 08.00 WIB hingga 18.00 WIB. Tim pencarian pun dibantu oleh masyarakat sekitar.
"Ada tiga masyarakat yang sering menyelam di sini. Mereka tahu sungai ini bagaimana. Mereka cuma pakai alat seadanya," kata Khaidir.
Rombongan mahasiswa UMN yang baru selesai Kuliah Kerja Nyata (KKN) mendatangi sungai Asahan, Rabu (8/8) sore. Delapan mahasiswa itu datang bersama enam warga kelurahan Siumbut-umbut, Kota Kisaran Timur, Asahan, dengan menumpang sebuah mobil pikap.
Mereka pun mandi di tepi sungai. Tiba-tiba, dua mahasiswa hanyut terbawa arus. Tiga orang yang ada di lokasi berusaha menolong. Namun, mereka malah ikut hanyut.
Warga yang melihat kejadian itu mencoba memberikan pertolongan. Namun, hanya satu orang yang berhasil ditolong, yakni Fandi Ahmad Siregar, warga Tanjung Balai. Sementara empat korban lain masih dinyatakan hilang, yakni Maya Daulay (21), warga Deli Serdang; Maulidia Batubara (21), warga Deli Serdang; Dwihadi Hendra (21), warga Sumatera Barat; dan Fery (14), pelajar asal Siumbut-umbut.