REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Menteri Transportasi Negara Bagian Victoria, Australia, Jacinta Allan, memerintahkan pengelola jaringan kereta api Metro Trains menghentikan penanyangan Sky News di layar-layar televisi yang dipasang di stasiun di Melbourne. Tindakan tersebut diambil Pemerintah Victoria setelah saluran TV berita 24 jam ini menayangkan wawancara dengan Blair Cottrell.
Cottrell merupakan mantan pimpinan United Patriots Front (UPF) yang pada September tahun lalu terbukti bersalah menghina umat Islam. Pengadilan Melbourne saat itu mengadili Cottrell bersama dua rekannya yang memeragakan adegan penyembelihan boneka sebagai bentuk protes terhadap rencana pembangunan masjid di Bendigo.
Saat itu para terdakwa yang dikenal sebagai 'Bendigo Three' berdalih, video aksi mereka yang diunggah ke medsos sebagai bentuk kebebasan berbicara. Namun, hakim pengadilan tidak sependapat, dan menyatakan video tersebut secara nyata dimaksudkan untuk sebagai upaya penghinaan serius atau memperolok-olokkan umat Islam.
Baca juga: Tolak Masjid dengan Sembelih Boneka, Tiga Pria Jadi Tersangka
Cottrell telah melakukan banding atas putusan pengadilan tersebut. Menteri Jacinta Allan mengumumkan tindakan terhadap Sky News ini melalui akun media sosial hari Kamis (9/8). "Saya telah meminta Metro Trains untuk menyingkirkan Sky News Australia dari semua layar TV di stasiun CBD," katanya di akun Twitter-nya.
"Kebencian dan rasialisme tidak punya tempat di layar kaca atau di masyarakat kita," tambahnya.
Sky News Australia sebelumnya mengakui kekeliruannya menayangkan wawancara dengan Cottrell setelah menerima reaksi keras dari pemirsa. Mantan pemimpin UPF itu diundang oleh program Adam Giles Show untuk wawancara studio. Topiknya, isu imigrasi dan upaya melindungi negara dari "ideologi-ideologi asing".
Beberapa jam setelah wawancara itu disiarkan dan dibagikan di platform media sosial Sky News, saluran TV ini menghapusnya dari slot tayangan ulang dan platform online. Berbicara di radio setempat, Menteri Allan mengatakan sudah punya kekhawatiran tentang stasiun TV ini dan wawancara dengan Cottrell adalah contoh terakhir.
Pembawa acara TV Sky News Adam Giles bersama narasumbernya mantan pemimpin United Patriots Front Blair Cottrell (kiri). (Facebook: @realblaircottrell)
"Wawancara itu tidak bisa diterima. Sky News sendiri mengakui kekeliruan mereka. Saya punya tanggung jawab sebagai menteri transportasi untuk memastikan penumpang tidak dibombardir dengan konten dan pesan-pesan buruk," katanya.
Siaran TV Sky News diputar di layar-layar lebar di beberapa platform stasiun kereta api Melbourne, termasuk yang melalui jaringan bawah tanah City Loop. Saat dimintai tanggapannya, Sky News mengatakan telah membahas permasalahan ini dalam tayangan mereka melalui pernyataan reporter politik Laura Jayes.
Baca juga: Warga Bendigo tak Masalah dengan Pembangunan Masjid
Jayes saat itu mengatakan wawancara dengan Cottrell tidak pernah ditayangkan di layar TV yang dipasang di stasiun kereta api. "Sky News adalah satu-satunya jaringan TV yang melarangnya muncul di saluran ini lagi," katanya.
"Anda tidak mendengar hal itu dari ABC atau jaringan TV komersial yang lain, yang menerimanya (Cottrell) dalam program berita mereka berkali-kali," katanya.
Menteri Allan membantah keputusannya ini sebagai bentuk penyensoran. "Jika orang mau mengakses konten itu di rumah, bepergian sendiri, mereka dapat saja melakukannya," katanya.
"Tapi sebagai menteri transportasi umum, bila aset publik digunakan mempromosikan atau menyiarkan konten tertentu, saya punya tanggung jawab untuk memastikan konten itu layak," ujarnya.
Dia mengatakan pemerintah sedang membahas konten siaran yang akan menggantikan Sky News di layar-layar TV stasiun kereta api. Pemimpin Oposisi Victoria, Matius Guy, mengatakan keputusan itu urusan Jacinta Allan sendiri, namun dia menganggap reaksi sang menteri berlebihan.
Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia.