Jumat 10 Aug 2018 16:45 WIB

‘Jokowi-Ma’ruf Bisa Hilangkan Dikotomi Ulama-Umara’

Seorang ulama harus nasionalis yang baik dan seorang nasionalis juga harus religius.

Calon presiden Joko Widodo (kiri) menyampaikan pidatonya didampingi calon wakil presiden Ma'ruf Amin (kanan) bersama para ketua umum partai politik pendukung saat deklarasi di Gedung Joang, Jakarta, Jumat (10/8).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Calon presiden Joko Widodo (kiri) menyampaikan pidatonya didampingi calon wakil presiden Ma'ruf Amin (kanan) bersama para ketua umum partai politik pendukung saat deklarasi di Gedung Joang, Jakarta, Jumat (10/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah Kiai Haji Ahmad Darodji mengatakan pasangan bakal calon presiden Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin bisa menghilangkan dikotomi ulama dan umara. Ia menilai pasangan Jokowi-Ma'ruf adalah pasangan yang mewakili kaum nasionalis dan religius pada Pemilihan Presiden 2019.

"Di sini seharusnya nanti, dikotomi antara ulama dan umara itu harus semakin tipis, bahkan kalau bisa itu tidak ada dikotomi lagi. Seorang ulama harus nasionalis yang baik dan seorang nasionalis juga harus religius," katanya di Semarang, Jateng, Jumat (10/8).

Menurut dia, sebagai perwakilan nasionalis dan religius, maka keduanya sudah berjalan pada koridor yang benar. "Pak Jokowi merupakan seorang nasionalis yang baik karena juga muslim baik, demikian juga Kiai Ma'ruf Amin adalah ulama yang jiwa Indonesianya betul-betul nasionalis tulen," ujarnya.

Ia menampik adanya anggapan bahwa MUI akan masuk ke ranah politik terkait dengan dipilihnya Ketua MUI KH Ma'ruf Amin menjadi calon wakil presiden mendampingi Jokowi. "MUI tidak berpolitik praktis, kalau orangnya silakan karena masing-masing punya aspirasi politiknya sendiri, tetapi kalau sudah berada di MUI, lepas baju politiknya itu," ucapnya, menegaskan.

Baca JugaMem-Bully Ulama

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement