REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gempa besar diikuti ratusan gempa susulan mengguncang Lombok telah meluluhlantakkan ribuan rumah, membuat lebih dari 84 ribu jiwa mengungsi. Hingga Rabu (8/8), Tim Emergency Response Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Lombok melaporkan, jumlah korban tewas mencapai 381 jiwa, sementara ribuan lainnya mengalami luka-luka.
Untuk memberikan bantuan bagi para korban, ACT Yogyakarta pun mengirimkan truk yang membawa bantuan sembako. Kepala Cabang ACT Yogyakarta Agus Budi Hariyadi mengungkapkan masyarakat Yogyakarta pernah mengalami getirnya musibah gempa 12 tahun silam.
“Jadi mereka tahu persis bagaimana rasanya berjuang sebagai korban dengan segala keterbatasan. Sebab itu sebagai wujud kepedulian, masyarakat Yogyakarta pun mendukung penuh baik berupa bantuan logistik maupun dukungan moril,” kata Agus kepada Republika usai melakukan seremoni pelepasan truk di Masjid Al-Furqon, Umbulharjo, Yogyakarta, Jumat (10/8).
ACT Yogyakarta telah memberangkatkan lima buah truk Kemanusiaan yang membawa bantuan logistik untuk memenuhi kebutuhan korban gempa Lombok. Truk Kemanusiaan itu berangkat dari Yogyakarta menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi untuk kemudian meneruskan perjalanan ke Lombok.
Ia berharap pengiriman bantuan jalur darat dapat memberi pesan kebaikan kepada masyarakat Indonesia untuk lebih peduli terhadap bencana yang menimpa warga Lombok. Sebab sejatinya, lanjut dia, bangsa Indonesia adalah bangsa yang humanis, berjiwa sosial, dan menjunjung tinggi sikap saling tolong menolong.
“Tak hanya itu, rencananya, bertepatan dengan HUT RI pada 17 Agustus nanti, atas sinergi TNI dan ACT, Kapal Kemanusiaan Lombok akan diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dengan membawa 1000 ton bantuan terbaik untuk meringankan duka saudara-saudara kita yang diguncang gempa,,” tambah Agus.
Ia pun menekankan, ACT bersama masyarakat Indonesia sampai setidaknya tiga bulan kedepan akan terus berikhtiar mendampingi para korban terdampak dengan berbagai upaya penanganan darurat bencana serta pemenuhan logistik bagi para korban. Bantuan dari berbagai arah akan dikerahkan baik lewat darat, laut maupun udara sebagai wujud kepedulian dan dukungan penuh terhadap masyarakat Lombok
Koordinator Tim Emergency Respose ACT di Lombok, Kusmayadi mengatakan, jumlah korban meninggal terbanyak berasal dari wilayah Lombok Utara. “Diperkirakan jumlahnya masih akan bertambah karena proses evakuasi korban dari reruntuhan masih terus dilakukan, karena masih banyak daerah terisolasi akibat rusaknya akses jalan dan jembatan,” kata Kusmayadi.
Karena masih rawan akan gempa susulan, ribuan warga tak bisa kembali ke rumah mereka dengan aman. Baik karena rumah mereka yang telah rata dengan tanah atau mengalami kerusakan ringan hingga sedang. Akibatnya mereka harus mengungsi ke tenda-tenda darurat dengan sedikit perbekalan bahkan sebagian pengungsi masih dalam kondisi terluka.
Ia pun mengatakan, masifnya dampak gempa mengakibatkan besarnya tingkat kebutuhan akan bantuan darurat. Persediaan makanan diperkirakan menipis mengingat banyak toko dan infrastruktur yang hancur, sementara akses jalan menuju Lombok kebanyakan rusak.
Hingga saat ini, belasan desa tersebar di Lombok Utara dan Lombok Timur masih ada yang belum tersentuh bantuan. “Beberapa rumah sakit ikut terkena dampak gempa, pasien pun terpaksa dirawat di luar demi keamanan, sementara warga yang membutuhkan pelayanan medis semakin meningkat,” ujarnya.