Sabtu 11 Aug 2018 19:05 WIB

Menimbang Pasangan Capres-Cawapres Merebut Suara Milenial

Sandiaga dinilai lebih mudah berbagi perasaan dengan generasi muda.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Arak-arakan mobil hias dari relawan pendukung Capres Joko Widodo dan Cawapres Ma'ruf Amin berjalan menuju Kantor KPU di Jakarta, Jumat (10/8).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Arak-arakan mobil hias dari relawan pendukung Capres Joko Widodo dan Cawapres Ma'ruf Amin berjalan menuju Kantor KPU di Jakarta, Jumat (10/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan bakal calon presiden (capres) pejawat Joko Widodo (57 tahun) dan KH Ma'ruf Amin (75) sudah tak bisa lagi dibilang muda, apalagi milenial. Begitu pula dengan penantangnya, pasangan calon Prabowo Subianto (66 tahun) dan Sandiaga Uno (49 tahun). Oleh karena itu, kedua pasangan capres cawapres tersebut akan memperebutkan suara milenial yang merupakan generasi jauh setelah mereka.

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Fachry Ali mengatakan, pasangan penantang lebih memiliki keuntungan dalam meraih suara milenial. Dengan usia Sandiaga yang relatif lebih muda, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu lebih mudah untuk membagi perasaan kepada generasi muda.

Menurut dia, jika 36 persen pemilih itu merupakan milenial, kemungkinan Sandiaga bisa memetik keuntungan. "Karena dia relatif lebih bisa membagi perasaan dengan kaum muda, dibanding kiai Ma'ruf," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (11/8).

Selain itu, ia mengatakan, Sandiaga cenderung lebih dapat berkomunikasi dengan aktor-aktor pasar, mengingat latar belakangnya sebagai pengusaha. Fachry menilai, Jokowi-Ma'ruf jelas harus memperhatikan dua keunggulan Sandiaga. "Kalau generasi milenial, mungkin Jokowi masih bisa. Tinggal tarik-menarik saja di antara mereka," kata dia.

Sementara itu, pengamat politik Hendri Satrio mengatakan, pada dasarnya pihak pejawat masih mengandalkan elektabilitas Jokowi untuk mendapatkan suara. Pemilihan kiai Ma'ruf sebagai cawapres dinilai agar dapat melindungi Jokowi dari serangan isu SARA yang selama ini diarahkan kepadanya. Selain itu, Ma'ruf dianggap tidak mengancam ketua partai politik yang masih muda dan berkesempatan mencalonkan diri pada 2024.

Sosok kiai Ma'ruf juga diharapkan dapat meraih suara dari Islam konsevatif. "Perlu kerja keras untuk memberikan warna bahwa Ma'ruf Amin ini sosok yang tepat untuk mendampingi Jokowi," kata pendiri lembaga survei Kedai KOPI itu.

Apalagi, ia mengingatkan, yang harus dihadapi kiai Ma'ruf adalah kalangan milenial. Sementara kubu Prabowo sudah memiliki sosok Sandiaga yang lebih muda.

Baca: Setelah Cawapres, Parpol Berebut Ketua Tim Sukses

Umroh plus wisata ke mana nih, yang masuk travel list Sobat Republika di Tahun 2024?

  • Turki
  • Al-Aqsa
  • Dubai
  • Mesir
  • Maroko
  • Andalusia
  • Yordania
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement