REPUBLIKA.CO.ID, QUETTA -- Pengebom bunuh diri menyerang bus pengangkut pekerja pertambangan asal Cina di Provinsi Balukistan, Pakistan, pada Sabtu. Demikian disampaikan pejabat setempat tentang serangan kelompok pemberontak Baloch itu. "Pengebom itu tewas dalam serangan tersebut dan pekerja Cina itu menderita luka ringan," kata pejabat tersebut.
Kelompok keras Tentara Pembebasan Baloch (BLA) mengaku bertanggung jawab atas serangan Dalbandin itu, sekitar 340 kilometer tenggara Quetta, ibukota provinsi tersebut.
Balukistan, yang kaya cadangan tambang dan gas alam tapi tetap menjadi provinsi termiskin Pakistan. Wilayah ini adalah daerah perlawanan lama pemberontak yang berpendapat negara itu mengambil alih tanah mereka dan membidik pembangunan dengan dana Cina.
"Seorang pengebom bunuh diri memicu peledak ketika kendaraan itu tiba di tempat tersebut," kata Saifullah Khaterin, wakil komisaris kabupaten Chagai di provinsi Balukistan, Pakistan barat daya, tempat serangan itu terjadi.
Ledakan itu menghancurkan kaca jendela bus itu dan merusak bagian depan kendaraan tersebut.
Pekerja Cina sasaran serangan itu bekerja di pertambangan Saindak, yang dikendalikan perusahaan milik negara Cina, Metallurgical Corporation of China (MCC), kata pejabat tinggi MCC. Delapan belas pekerja Cina berada di bus tersebut ketika serangan itu terjadi.
Puluhan ribu pekerja Cina tinggal di Pakistan dan sebagian besar bekerja di pembangunan prasarana, yang dikerjakan Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC), yang didanai Beijing senilai 57 miliar dolar AS. Kunci utama prakarsa Belt and Road Cina untuk membangun hubungan pengangkutan dan ekonomi di seluruh Asia dan sekitarnya.
Proyek tembaga dan emas Saindak adalah tambang terbesar di Pakistan, tapi bukan bagian dari CPEC. Pejabat Cina mendesak Pakistan meningkatkan keamanan di Baluchistan, yang menjadi pelabuhan laut penting, yang dibangun Cina di kota pesisir Gwadar. BLA menyiarkan video serangan itu, termasuk pesan dari tersangka pengebom bunuh diri tersebut.