Sabtu 11 Aug 2018 22:25 WIB

Perlu Ada Strategi Khusus Menangkan Jokowi-Ma'ruf

Di kubu pasangan Prabowo-Sandi juga banyak ulama.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Karta Raharja Ucu
Pasangan calon Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin setelah mendaftar pencalonan capres dan cawapres di KPU, Jakarta Pusat, Jumat (10/8).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Pasangan calon Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin setelah mendaftar pencalonan capres dan cawapres di KPU, Jakarta Pusat, Jumat (10/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih KH Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden (cawapres) dinilai tak menjamin suara umat Islam untuk calon presiden (capres) pejawat itu. Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan, perlu ada strategi khusus untuk memenangkan duet Jokowi-Ma'ruf.

Menurut dia, walau kiai Ma'ruf berstatus sebagai ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekaligus Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), jabatan itu tak berpengaruh banyak meningkatkan elektabilitas pasangan calon tersebut. "NU memang organisasi Islam terbesar, tapi sekarang pesertanya semua juga Islam. Yang di kubu Prabowo juga banyak ulama," kata dia ketika dihubungi Republika.co.id, Sabtu (11/8).

Hendri menilai, kiai Ma'ruf merupakan sosok ulama yang struktural. Sementara di pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, ulama yang mendukung adalah yang langsung berhadapan dengan rakyat.

"Lawan ulama yang struktural ini adalah ulama yang berhadapan langsung dengan rakyat, itu ada NU dan non-NU. Satu lagi, sebagai ketua MUI itu dia tidak mengikat," ujar dia.

Apalagi, ia melanjutkan, dalam sejarah pemilihan calon presiden (pilpres) secara langsung, belum pernah yang berhasil memenangi kontestasi. Meski berbeda dengan pilplres 2004, ketika suara NU terpecah dalam mendukung Salahuddin Wahid, Hasyim Muzadi, dan Hamzah Haz. Namun dengan profil kiai Ma'ruf saat ini, kata dia, perlu usaha keras untuk menang.

Meski begitu, Hendri memprediksi, Islam akan menjadi tren politik pada pemilu 2019. Karena itu, kiai Ma'ruf dianggap bisa menjaga serangan terhasap Jokowi yang terkait dengan keislamannya.

"Memang ini jalan tengah yang saat ini tepat (bagi Jokowi)," kata dia.

Jokowi dalam pidatonya mengungkapkan mengapa memilih Kiai Ma'ruf sebagai cawapresnya. Ia menilai sosok Ma'ruf Amin merupakan figur yang tepat untuk mendampinginya di Pilpres 2019. Hal ini disampaikan Jokowi di Gedung Joang 45 sebelum menuju ke KPU untuk mendaftarkan diri, Jumat (10/8).

"Prof KH Ma'ruf Amin adalah figur yang tepat untuk mendampingi saya melanjutkan, menempuh jalan perjuangan itu," kata Jokowi.

Menurut Jokowi, Ma'ruf Amin merupakan sosok ulama yang bijaksana dan dihormati oleh seluruh umat Islam di seluruh Indonesia. Selain itu, Ma'ruf dinilai sebagai tokoh yang memiliki rekam jejak yang mumpuni.

"Memiliki pengalaman panjang di DPR, DPRD, MPR dan eksekutif, Wantimpres dan BPIP. Dan Rais aam PBNU dan ketua MUI. Artinya beliau memiliki rekam jejak dan pengalaman yang lengkap," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement