REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam menggemilangkan desa-desa binaan, LAZ Al Azhar menempatkan seorang Dai Sahabat Masyarakat (Dasamas). “Dasamas ini pula yang menjadi garda terdepan dalam menjalankan program pemberdayaan masyarakat karena fungsinya yang melekat sebagai motivator, fasilitator, mobilisator serta coach yang menggerakan dan mengarahkan masyarakat,” kata Kepala Divisi Program LAZ Al Azhar, Rahmatullah Sidik, dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (12/8).
Terkait hal tersebut, Rahmatullah menambahkan, pihaknya aktif meningkatkan kapasitas dan kompetensi Dasamas. Pada hari 23-29 Juli 2018 lalu, LAZ Al Azhar menggelar Program Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas Dasamas. Kegiatan yang diadakan di di Dasamas Center, Bogor, Jawa Barat, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan skill Dasamas.
“Kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkuat karakter dan pengetahuan para Dasamas agar memiliki integritas yang kuat, kecerdasan sosial dan mampu membangun keberdayaan masyarakat, serta menjadikan dai sebagai agen perubahan dan agen pembangunan, baik berbasis desa-desa terpencil maupun komunitas perkotaan di Indonesia,” ujarnya.
Materi yang diberikan selama pelatihan pun beragam. Tak hanya ilmu pemberdayaan masyarakat, sosiologi pedesaan, metodologi dakwah dan praktikum di lapangan. Peserta juga dibekali dengan ilmu fotografi, jurnalistik, dan media sosial.
“Hal itu bertujuan agar para Dasamas mampu menyampaikan kegiatan dan program-program dengan bahasa yang lugas dan mudah difahami masyarakat, secara beradab dan beretika, di berbagai media termasuk medsos,” tuturnya.
Para Dasamas peserta pelatihan yang diadakan oleh LAZ Al Azhar.
Ketua Umum Swadaya Petani Indonesia Eep S. Maqdir yang menjadi pemateri Wirausaha Tani mengatakan sangat tertarik dengan program pemberdayaan LAZ Al Azhar. “Selama berkali-kali mengikuti sepak terjang program LAZ Al-Azhar, yang digawangi oleh Sigit Iko Sugondo sebagai direktur eksekutif, saya melihat kekuatan utama dari LAZ Al Azhar adalah kesiapan SDM dalam menerapkan program-program pemberdayaan. LAZ Al Azhar merekrut dan mempersiapkan SDM (Dasamas) untuk dapat menjalankan program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat,” ujar pria yang akrab disapa Kang Eep.
Agus Salim Hermawan, salah satu Dasamas yang bertugas di Desa Mekarjaya, Bandung mengaku semakin bersemangat dalam menjalankan program pemberdayaan setelah satu pekan mengikuti pelatihan. “Terima kasih kepada LAZ Al Azhar yang telah memberikan ilmu kepada kami untuk meningkatan kapasitas sebagai Dasamas. Insya Allah kami lebih semangat untuk berjuang bersama masyarakat demi membawa perubahan sosial. Semoga dapat dilakukan secara komprehensif di masyarakat,” jelas Agus.
Rahmatullah mengemukakan, sebagai lembaga zakat yang fokus pada pengentasan kemiskinan, LAZ Al Azhar kini mempunyai 38 desa binaan di 11 provinsi. “Melalui program pemberdayaan yang terstruktur - komprehensif dan terintegrasi hulu hilir dalam pengentasan kemiskinan, tahun ini LAZ Al Azhar dan Wakaf Al Azhar juga berhasil terpilih sebagai Lembaga Ziswaf Unggulan Regional Jawa 2018 untuk Kategori Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dari Bank Indonesia,” ungkapnya.