Senin 13 Aug 2018 11:47 WIB

BMKG Bantah Masih Ada Gempa Susulan 6,9 SR di Lombok

Warga diminta tak mudah percaya informasi yang diragukan kebenarannya.

Rep: mabruroh/M Nursyamsi/ Red: Muhammad Hafil
Tulisan pengungsi korban gempa bumi dipasang di sebuah potongan kayu di sekitar lokasi tempat pengungsian darurat di Kayangan, Lombok Utara, NTB, Minggu (12/8).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Tulisan pengungsi korban gempa bumi dipasang di sebuah potongan kayu di sekitar lokasi tempat pengungsian darurat di Kayangan, Lombok Utara, NTB, Minggu (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono mengatakan BMKG tidak pernah merilis informasi adanya gempa susulan berkekuatan 6,9 SR di Lombok. Menurutnya, Informasi tersebut datang dari akun Facebook yang juga bukan milik BMKG.

"Informasi dalam laman Facebook tersebut bukan merupakan hasil kajian BMKG. Pemilik akun Facebook tersebut juga bukan pegawai BMKG," tegas Rahmat dalam siaran pers pada Senin (13/8).

Rahmat menerangkan, perihal masih tersimpannya energi gempa yang belum lepas, informasi tersebut tidak menyebutkan sumber data serta metode analisis yang digunakan. Sehingga sambungnya, BMKG tidak dapat menilai tingkat kebenaran dan akurasi kajian tersebut.

"Hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempabumi dengan tepat dan akurat, kapan, dimana, dan berapa kekuatannya," ungkap Rahmat.

Oleh karena itu, ia mengimbau agar masyarakat selalu mengkonfirmasi informasi-informasi yang masih simpang-siur. Pastikan juga kata Rahmat, apabila informasi terkait gempabumi maka harus bersumber dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan tidak mudah percaya kepada informasi viral yang tidak bersumber dari lembaga yang berwenang," ujarnya.

Masyarakat juga tambah Rahmat bisa terus mengupdate informasi BMKG melalui aplikasi android, iOS "Info BMKG", Twitter @infoBMKG dan website BMKG http:www.bmkg.go.id

Rilis ini diterbitkan guna mengantisipasi warga masyarakat Lombok yang saat ini kembali diliput keresahan. Belum sembuh luka duka akibat musibah gempabumi beberapa waktu lalu, kini kembali dilanda kecemasan akibat viralnya screen shot laman Facebook dari seorang peneliti gempa yang menyebutkan bahwa di Lombok masih tersimpan energi gempa sebesar M=6,9 yang belum lepas.

Banyak warga masyarakat dari berbagai lapisan menanyakan kepada BMKG mengenai kebenaran informasi tersebut. Oleh karena itu, BMKG memberikan keterangan resmi terkait Informasi tersebut yang bukan datang dari BMKG.

Sementara, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Mataram, Agus Riyanto mengatakan, pada Senin (13/8) pukul 09.42 WITA, Lombok kembali diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 4,3 skala Richter (SR). Episenter gempa bumi terletak di laut pada jarak 19 km arah barat laut Lombok Utara, dengan kedalaman 12 km.

Agus menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter, kedalaman hiposenter, dan mekanisme sumbernya maka gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust). 

 

"Mengingat episenternya relatif sama dengan gempabumi yang terjadi pada Ahad (5/8), BMKG menyatakan gempabumi ini merupakan gempabumi susulan (Aftershock) dari rangkaian gempabumi yang terjadi sebelumnya," ujarnya di Mataram, NTB, Senin (13/8).

 

Ia menyampaikan, dmpak gempabumi berdasarkan Peta Tingkat Guncangan (Shakemap BMKG) dan laporan masyarakat menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di daerah Mataram II SIG-BMKG (IV MMI), Tanjung II SIG-BMKG (III MMI), Lombok Tengah II SIG BMKG (II MMI). 

 

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami," katanya menambahkan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement