REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Presiden Venezuela Nicolas Maduro siap menerima bantuan Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI AS) guna menyelediki percobaan pembunuhan terhadap dirinya. Meski demikian, belum ada tawaran resmi yang dilakukan Pemerintah AS guna membantu penyelidikan insiden tersebut.
"Saya akan menerima jika Pemerintah AS menawarkan atau mengonfirmasi tawaran bantuan penyelidikan FBI," kata Nicolas Maduro dalam sebuah siaran televisi seperti dikutip laman BBC, Senin (13/8).
Maduro meyakini, jika pelaku percobaan pembunuhan telah kabur ke Florida, Peru dan Kolombia. Ia menuding ada sebuah penjara teroris di Florida, tempat upaya pembunuhan direncanakan. Dia meminta fasilitas itu untuk segera dibongkar.
Baca juga, Maduro Tuding AS Terlibat dalam Pemberontakan Venezuela.
Maduro juga meminta pemerintah Peru untuk segera mengekstradisi salah satu terduga pelaku percobaan pembunuhan ke Venezuela. Dia mengatakan, salah satu terduga pelaku itu saat ini tinggal di Peru.
Pemerintah Venezuela meminta bantuan AS untuk membantu pengamanan ekstradisi terhadap terduga utama pelaku percobaan pembunuhan, Osman Delgado Tabosky. Dia saat ini diketahui tinggal di Miami, Florida.
Menteri Luar Negeri Venezuela Jorge Arreaza telah bertemu dengan pejabat senior AS guna mendiskusikan pemulangannya. Dia mengatakan, pemerintah AS sepakat untuk membantu ekstradisi Osman Delgado Tabosky.
Bantuan AS terhadap Venezuela merupakan hal yang jarang terjadi menyusul tingginya tensi kedua negara. Maduro kerap menuduh AS berupaya menggulingkan pemerintahannya. Dia juga menuduh AS terlibat dalam percobaan pembunuhan tersebut.
AS juga diketahui meningkatkan sanksi terhadap Venezuela saat Maduro terpilih untuk kembali memimpin negara. Paman Sam juga menyebut pemilu yang diadakan tidak berlangsung dengan adil.
Baca juga, Presiden Bolivia: AS Otak Upaya Pembunuhan Maduro.
Penasehat Keamanan Nasional AS John Bolton membantah keterlibatan Paman Sam dalam percobaan pembunuhan tersebut. Dia meminta Maduro untuk mempresentasikan bukti dari tuduhannya itu. "Jika pemerintah Venezuela memiliki informasi akurat yang menunjukkan potensi pelanggaran hukum pidana AS maka tunjukan kepada kami dan kami akan memeriksanya dengan seksama," kata John Bolton.
Tak hanya As, Maduro juga menuduh Presiden Kolombia Juan Manuel Santos telah memerintahkan pembunuhan tersebut. Dia juga menuding mantan juru bicara parlemen Julio Borges telah mengkordinasiklan serangan tersebut.