REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Citibank NA Indonesia membukukan laba bersih sebesar 835 miliar pada semester pertama 2018. Angka itu turun sekitar Rp 515 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 1,35 triliun.
Chief Executive Officer Citibank NA Indonesia Batara Sianturi menjelaskan, penurunan laba bersih tersebut karena ada reversal dari pencadangan kerugian tahun lalu. "Tahun lalu sangat baik, jadi kalau ada pencadangan tahun ini jadi negatif karena benefitnya sudah dirasakan tahun lalu," jelasnya kepada wartawan di Jakarta, Senin, (13/8).
Perlu diketahui, perbankan kini masih membentuk biaya pencadangan kerugian. Hal ini untuk mengantipasi bila ada kenaikan rasio kredit bermasalah (Non performing Loan/NPL).
Batara mengaku belum bisa memprediksi perolehan laba bersih hingga akhir tahun. Pasalnya, perlu dilihat beberapa dampak dari beberapa gejolak tahun ini yang berbeda kondisinya dengan tahun lalu.
Baca juga, Laba Bersih Mandiri Syariah Naik 44 Persen
Sementara itu, pada semester I 2018, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 15 persen year on year (yoy). Kredit tumbuh 19 persen menjadi Rp 47,5 triliun ditunjang lini bisnis institutional.
Selanjutnya untuk NPL gross perusahaan tetap terjaga di bawah tiga persen meski ada sedikit kenaikan. Pada semester I 2018 sebesar 2,34 persen sedangkan pada periode sama tahun lalu NPL Gross sebesar 2,26 persen.
Kemudian tingkat permodalan serta kualitas aset bank dinilai tetap terjaga. Dengan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebesar 24,05 persen.
"Indonesia mempunyai neraca kokoh dengan tingkat permodalan sangat likuid. Kami masih dalam posisi baik untuk mendukung aspirasi pertumbuhan nasabah kami dan memperdalam hubungan jangka panjang dengan mereka," tutur Batara.