Selasa 14 Aug 2018 05:15 WIB

LRT Tiga Kali Mogok, Pemerintah Minta Maaf

Otoritas terkait sedang menyelidiki insiden mogoknya LRT di Sumsel.

Rep: Maspril Aries/ Red: Teguh Firmansyah
Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri (kiri) dengan didampingi perwakilan PT INKA, PT LEN dan PT KAI menjelaskan tentang terhentinya perjalanan kereta api ringan atau Light Rail Transit.
Foto: Maspriel Aries
Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri (kiri) dengan didampingi perwakilan PT INKA, PT LEN dan PT KAI menjelaskan tentang terhentinya perjalanan kereta api ringan atau Light Rail Transit.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kasus mogoknya kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT) Sumatera Selatan (Sumsel) mendapat perhatian Menteri Perhubungan dan Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel).

Pascamogoknya LRT trainset KA 34, Ahad (12/8), Menteri Perhubungan melalui Direktur Jendral (Dirjen) Perkeretapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Zulfikri langsung memberikan penjelasan.

Kepada wartawan Dirjen Zulfikri, Senin (13/8) menggelar konferensi pers bersama perwakilan PT INKA, PT LEN dan PT KAI bertempat di Display Room Zona I LRT Sumsel,

“Atas nama pemerintah melalui Menteri Perhubungan memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan masyarakat Palembang atas insiden terganggunya operasional LRT Sumsel,” katanya.

Baca juga, LRT Palembang Tetap Dioperasikan untuk Asian Games 2018.

Menurut  Zulfikri, Kemenhub melalui Ditjen Perkeretaapian besama PT INKA selaku produsen trainset LRT, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) LRT Sumsel dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku regulator dan PT LEN masih melakukan penyelidikan secara mendalam.

“Kita melakukan penyelidikan agar hal serupa tidak kembali terulang. Secara teknis, tentu akan dilakukan upaya agar LRT tetap dapat beroperasi tanpa ada gangguan-gangguan seperti kemarin,” ujar Dirjen Zulfikri.

Baca juga, Sering Mogok, LRT Palembang akan Dievaluasi Menyeluruh.

Dirjen Perkeretaapian Zulfikri menjelaskan, mogoknya kereta LRT di Palembang telah tiga kali terjadi. Pertama saat proses uji coba operasi LRT mengalami mogok setelah diguyur hujan pada 1 Agustus 2018.

Peristiwa kedua terjadi 10 Agustus 2018, kereta LRT berhenti karena mengalami masalah sinyal di kawasan bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, hingga penumpang tertunda di Stasiun Bumi Sriwijaya.

“Kemarin kembali terjadi terganggunya operasional LRT di Stasiun Jakabaring hingga kereta mendadak terhenti di tengah jalan, penumpang harus dievakuasi dengan berjalan ke stasiun terdekat. Kereta LRT berhenti mendadak akibat short circuit karena kabel negatif CCD di sarana yang putus. Tiga gangguan tersebut terjadi pada tiga train set berbeda,” kata Zulfikri.

Sementara itu Gubernur Sumsel Alex Noerdin di tempat terpisah mengatakan, belum optimalnya operasional Light Rail Transit Sumatera Selatan menjadi perhatian banyak pihak termasuk Pemprov Sumsel.

Saat ini operasional LRT belum optimal, mengingat masyarakat yang akan menaik LRT masih menunggu lama. Apalagi masih kerap kali mengalami gangguan teknis, seperti berhenti di tengah perlintasan.

Menurut Alex Noerdin, semua itu terus dievaluasi sehingga saat digunakan pada Asian Games 2018 ada lagi kendala. “Kereta LRT ini akan difokuskan ntuk atlet dan ofisial dan tamu yang datang melalui bandara Sultan Mahmud Badaruddin untuk selanjutnya menuju Jakabaring. Untuk bisa naik, memang masyarakat itu masih menunggu lama. Ini karena LRT belum beroperasi secara optimal,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement