Selasa 14 Aug 2018 02:00 WIB

GNPF: Ijtima' Ulama Jilid II Pekan Depan

Ijtima' Ulama Jilid II digelar karena Prabowo tidak memilih cawapres dari ulama.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andri Saubani
Ketua GNPF Ulama, Yusuf Martak (kedua kanan)
Foto: Republika TV/Amri Amrullah
Ketua GNPF Ulama, Yusuf Martak (kedua kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Ulama akan kembali menggelar Ijtima Ulama jilid II. Ketua Umum GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak mengatakan rencananya Ijtima Ulama jilid II akan digelar pada pekan depan.

"Karena masih ada gawean minggu ini, kemungkinan minggu depannya (Ijtima Ulama digelar)," kata Yusuf saat dihubungi Republika, Senin (13/8).

Jika pada Ijtima Ulama sebelumnya GNPF menghasilkan sejumlah rekomendasi nama calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), tidak pada Ijtima Ulama II nanti. Yusuf menjelaskan, GNPF akan mengembalikan kepada ulama dan tokoh nasional terkait dukungan  di pilpres 2019 mendatang.

"Jadi ya kita kembalikan, kalau nantinya memang segala sesuatunya memungkinkan calon yang kami rekomendasi membuat pakta integritas, ya kemungkinannya sih masih terbuka, makanya kita kembalikan kepada ulama dan tokoh nasional," ujarnya.

Sebelumnya seruan untuk menggelar kembali Ijtima Ulama jilid II disampaikan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Seruan itu pun dikeluarkan lantaran cawapres yang dipilih capres Prabowo Subianto bukan berasal dari kalangan ulama. Rizieq pun meminta umat dan ulama tetap tenang dan sabar. serta tetap istiqomah dalam satu komando ulama.

"Beri kesempatan yang luas & lapang kepada para Habib & Ulama serta tokoh perjuangan kita melakukan "Ijtihad Politik" melalui "Ijtima' Ulama II" untuk menjaga maslahat Agama, Bangsa & Negara demi meraih Ridho Allah SWT," kata Rizieq dalam keterangan tertulisnya.

Baca juga:

GNPF: Kenapa Pak Jokowi Lebih Cerdas daripada Kita?

Bukan Prabowo, Tetapi Malah Jokowi Pilih Ulama Jadi Cawapres

FUI: Prabowo-Sandiaga Sudah Sesuai Rekomendasi Ulama

photo
Respons Pasar Atas Capres-Cawapres 2019

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement