Selasa 14 Aug 2018 08:44 WIB

Dedi Dorong Caleg Golkar Lahirkan Ide Originalitas

Ide berkaitan dengan jenis kebutuhan setiap daerah pemilihan yang berbeda-beda.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agus Yulianto
Obor Asian Games 2018 tiba di Kabupaten Purwakarta, disambut oleh Ketua KONI setempat Dedi Mulyadi, untuk dibawa ke lingkungan Pemkab Purwakarta, Jumat (11/8).
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Obor Asian Games 2018 tiba di Kabupaten Purwakarta, disambut oleh Ketua KONI setempat Dedi Mulyadi, untuk dibawa ke lingkungan Pemkab Purwakarta, Jumat (11/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Ketua DPD Golkar Jabar, Dedi Mulyadi, mendorong supaya calon anggota legislatif (caleg) dari partai ini bisa melahirkan ide yang original. Jangan sampai, pada Pileg 2019 nanti, caleg dari partai ini mendompleng nama besar Capres dan Cawapres yang akan maju pada Pilpres tahun depan. 

"Masalahnya, Pilpres dan Pileg ini berbarengan. Jadi, kita sebagai caleg jangan sampai terlena dengan Pilpres dan mendompleng nama besar capres serta cawapres," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Senin (13/8).

Sebaliknya, para calon anggota parlemen itu harus memiliki gagasan dan ide original yang harus ditransformasikan kepada konstituen. Hal ini, berkaitan dengan jenis kebutuhan setiap daerah pemilihan yang berbeda-beda. Sehingga, tidak liniear dengan isu pilpres. 

Apalagi, proses pengusungan capres dan cawapres sudah selesai. Ada dua pasang kandidat yang akan mengikuti kontestasi pemilihan tersebut. Berikutnya, tinggal fokus pada visi dan misi kepartaian untuk berkarya di parlemen. 

Para caleg harus memiliki gagasan dan ide personal yang orisinalitas. Sehingga, ketika ada yang mendebatnya bisa dipertahankan melalui adu argumen. Gagasan personal yang dia maksud, yaitu analisa tentang kebutuhan konstituen saat ini.

"Visi dan misinya, merupaka  solusi atas masalah yang dihadapi konstituen saat ini," ujar mantan Bupati Purwakarta ini. Misalnya, pembangunan irigasi dan peningkatan kesejahteraan buruh Kemudian ada unit kesehatan gratis yang siap membantu warga. Lalu, ada beasiswa untuk hafidz Quran. Program ini, merupakan solusi atas kebutuhan tersebut.

Efek pilpres

Terlepas dari itu semua, mantan Bupati Purwakarta dua periode tersebut menyadari bahwa pilpres akan melahirkan dampak elektoral terhadap partai. Ukuran negatif atau positifnya dampak tersebut dapat tercermin dari sosok yang bertarung di Pilpres 2019. 

Kalau melihat partai mana yang diuntungkan, dirinya meyakini Gerindra paling diuntungkan. Karena, Capres Prabowo Subianto dan Cawapres Sandiaga Uno, keduanya berasal dari Gerindra. "Kemudian, PKB dan PPP diuntungkan dengan sosok Kiai Ma’ruf," ujarnya. 

Hal ini, kata dia, membuat Partai Golkar harus lebih bekerja keras. Pasalnya, formula baru harus diciptakan di pileg. Karena ketiadaan sosok pendongkrak elektoral bagi Golkar. Dengan begitu, perlu formula baru dan berbeda. Harapannya yakni pada para caleg dari Golkar. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement