REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina menolak tuduhan panel PBB yang menyebut satu juta warga Uighur ditahan di kamp-kamp di wilayah Xinjiang.
Seorang pejabat senior Partai Komunis, Hu Lianhe, mengatakan, pihak berwenang di wilayah Xinjiang barat jauh menjamin kebebasan beragama warganya dan melindungi kegiatan keagamaan normal.
"Argumen bahwa satu juta orang Uighur yang ditahan di pusat-pusat kontra ekstremisme sepenuhnya tidak benar. Tidak ada yang namanya pusat itu," kata Hu kepada Komite Nasional Penghapusan Diskriminasi Rasial.
Hu menuduh teroris asing dan ekstremis mencoba untuk menghidupkan pasukan separatis di Xinjiang yang mengarah ke pembunuhan maupun pembakaran.
Dia mengatakan, Cina telah menekan kejahatan tersebut sesuai dengan hukum dan tidak berupaya untuk melakukan 'de-islamisasi' di wilayah tersebut. "Mereka yang ditipu oleh ekstremisme agama harus dibantu oleh pemukiman kembali dan pendidikan," tambahnya.
Baca juga, PBB: Cina Sekap Jutaan Etnis Muslim Uighur untuk Cuci Otak.
Menurut Hu, Cina telah memenjarakan orang-orang atas tuduhan kejahatan berat. Sementara para pelaku kejahatan ringan akan menerima pelatihan antiekstremis, bukan penahanan atau perlakuan sewenang-wenang.
Namun ia tidak menjelaskan jumlah orang yang ditahan atas tuduhan kejahatan berat tersebut.
Cina menyebut Xinjiang menghadapi ancaman serius dari militan dan separatis yang merencanakan serangan. Hal itu menimbulkan ketegangan di antara minoritas Uighur yang kebanyakan Muslim.
Muslim Uighur di depan aparat Cina
Seorang anggota panel Gay McDougall mengatakan pada Jumat (10/8) bahwa ia telah menerima banyak laporan yang dapat dipercaya. Ia mengatakan, satu juta etnis Uighur ditahan dalam kamp besar yang diselimuti kerahasiaan. Panel akan menerbitkan temuannya pada 30 Agustus.
"Saya melihat bahwa Anda tidak menyangkal program pelatihan kontra ekstremis atau indoktrinasi ini tidak terjadi," kata McDougall kepada delegasi Cina pada Senin.
Setelah peninjauan kembali, McDougall menyebut proses dialog dengan Cina akan memakan waktu yang lama.
Dolkun Isa, presiden dari Kongres Uighur Dunia menyuarakan kekecewaannya.
"Mereka bahkan membantah ada kamp-kamp itu. Ini bukan beberapa ratus orang - itu lebih dari satu juta hingga tiga juta dalam tahanan. Tetapi pemerintah Cina hanya menutup matanya," katanya.