Selasa 14 Aug 2018 16:01 WIB

Khamenei: Iran tak akan Berunding dengan AS

Khamenei menegaskan Iran tidak menghendaki perang dengan AS.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
 Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei
Foto: AP
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menolak tawaran perundingan Amerika Serikat (AS) pascapenerapan sanksi ekonomi baru terhadap negaranya. Kendati demikian, Khamenei menegaskan negaranya tidak menghendaki peperangan dengan AS.

"Baru-baru ini para pejabat AS telah berbicara terang-terangan tentang kami. Selain sanksi mereka berbicara tentang perang dan negosiasi. Dalam hal ini izinkan saya mengatakan beberapa kata kepada orang-orang, tidak akan ada perang atau negosiasi dengan AS," kata Khamenei pada Senin (13/8), dikutip laman Aljazirah.

Khamenei selaku tokoh yang memiliki wewenang mengambil keputusan politik akhir dan paling penting di Iran mengatakan, seperti kesepakatan nuklir yang tercapai pada 2015, negaranya hanya akan memasuki negosiasi dalam posisi kuat. "Sehingga tekanan dan gejolak AS tidak akan mempengaruhi kita," ujarnya.

Sebelumnya Khamenei telah melarang Pemerintah Iran melakukan pembicaraan langsung dengan AS. Sebab menurutnya, AS selalu enggan untuk membatalkan rencana yang dibuat negaranya. "Saya melarang mengadakan pembicaraan dengan Amerika. Amerika tidak pernah setia pada janji-janinya dalam perundingan, dan tidak pernah mundur dari tujuannya dalam pembicaraan," kata Khamenei.

Pekan lalu, AS kembali memberlakukan sanksi ekonomi tahap pertama terhadap Iran. Sanksi tersebut dimaksudkan untuk menghalangi perolehan mata uang AS oleh Teheran dan transaksi bank dalam mata uang Iran, melarang perdagangan logam mulia, serta menyasar industri otomotif.

Sanksi tersebut diterapkan setelah Iran menolak keinginan AS untuk merevisi kesepakatan nuklir yang tercapai pada Oktober 2015, yang dikenal dengan istilah Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).

AS akan menggandakan sanksi ekonominya terhadap Iran pada November. Sanksi selanjutnya akan menargetkan sektor energi, terutama ekspor minyak Iran ke pasar global.

Selain menjatuhkan sanksi, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam negara-negara yang berbisnis dengan Iran. Ia mengatakan negara yang menjalin bisnis dengan Teheran tak akan berbisnis dengan AS.

"Siapa pun yang berbisnis dengan Iran tidak akan berbisnis dengan AS. Saya meminta perdamaian dunia, tidak kurang!" kata Trump.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement