Rabu 15 Aug 2018 10:22 WIB

Perempuan Muda AS Paling Benci Trump

Setengah lebih perempuan merasa kebijakan Trump telah melukai mereka.

Cover Majalah Time yang memperlihatkan seorang anak perempuan imigran yang menangis karena dipisahkan dengan orantuanya (kiri) dengan Presiden AS Donald Trump (kanan).
Foto: Time
Cover Majalah Time yang memperlihatkan seorang anak perempuan imigran yang menangis karena dipisahkan dengan orantuanya (kiri) dengan Presiden AS Donald Trump (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tujuh dari 10 perempuan Amerika yang berusia 18 sampai 35 tahun tidak puas atau marah dengan Presiden Donald Trump, persentase tertinggi dalam kelompok usia perempuan di AS, demikian hasil survei yang disiarkan Senin (13/8).

Jajak pendapat CBS News-Refinery29 menunjukkan hanya sembilan persen dari mereka mengatakan mereka senang dengan Trump di Gedung Putih. Di antara perempuan dalam kelompok usia itu, 53 persen berpendapat kebanyakan kebijakan Trump telah melukai kaum perempuan. Sedangkan 70 persen merasa kebebasan dan hak mereka terancam dan tidak dilindungi.

Perempuan yang lebih muda memilih Partai Demokrat menguasai Kongres. Lebih banyak perempuan tersebut lebih memilih Demokrat daripada Republik.

Namun tidak pasti banyak dari mereka akan datang memberi suara. Kelompok usia perempuan itu adalah yang kelompok usia paling kurang mungkin untuk mengatakan mereka pasti memberi suara dalam pemilihan paruh waktu 2018. Hanya 30 persen mengatakan mereka pasti akan memberi suara, jauh lebih sedikit daripada perempuan yang lebih tua (76 persen mengatakan mereka akan memberi suara).

Alasan utama perempuan yang mengatakan mereka mungkin memberi suara tahun tidak tertarik pada politik dan pemilihan umum (31 persen), diikuti oleh yang merasa tak suka dengan masalah pemberian suara mereka (19 persen), tidak menghubungkan orang yang mencalonkan diri (14 persen, dan terlalu sibuk (14 persen). Survei CBS News-Refinery29 tersebut dilakukan oleh YouGov, yang mewawancarai 2.093 perempuan dewasa AS secara daring antara 26 dan 30 Juli.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement