Rabu 15 Aug 2018 11:57 WIB

Suara Tangisan Terdengar dari Korban Jembatan Ambruk Italia

Setidaknya 26 orang tewas akibat insiden tersebut.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Sebuah jalan layang di Genoa, Italia, ambrol pada Selasa (14/8).
Foto: Vigili Del Fuoco via AP
Sebuah jalan layang di Genoa, Italia, ambrol pada Selasa (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID, GENOA -- Tim penyelamat di Kota Genoa, Italia Barat-Laut masih terus mencari korban yang mungkin selamat dari runtuhnya jembatan jalan raya kemarin. Polisi setempat melaporkan 26 orang tewas dan 15 orang mengalami luka kritis.

Ambruknya jembatan membuat puluhan kendaraan terjun sejauh 45 meter dari atas jembatan. Dalam laporan yang dimuat BBC News, tangisan orang-orang yang terjebak reruntuhan puing-puing jembatan terdengar lirih. Hingga Rabu (15/8) pagi tim penyelamat menyatakan 12 orang belum ditemukan.

Sekitar 300 petugas pemadam kebakaran dari Italia menggunakan perkakas mereka dalam pencarian korban.

"Kami tidak putus asa, tim kami bersumpah akan bekerja sepanjang waktu sampai korban terakhir diamankan," ujar Kepala Bidang Pemadam Kebakaran, Emanuee Giffi yang dikutip dari laman BBC News.

Sementara ratusan orang telah berhasil dievakuasi dari sisi jembatan lain yang dikhawatirkan akan ambrol. Jembatan dengan tinggi 50 meter itu ambruk saat hujan deras melanda wilayah itu. Namun, pertanyaan kritis juga diajukan tentang keamanan stuktur jembatan.

Menteri Dalam Negeri Matteo Salvini menegaskan, akan mengungkapkan siapa saja yang bertanggung jawab atas keruntuhan jembatan.

Jembatan Morandi dibangun pada 1960-an dan mengalami perombakan pada  2016. Jembatan itu berdiri di jalan raya tol A10 yang merupakan jalur penting untuk lalu lintas barang dari pelabuhan setempat yang juga menjadi akses Italian Riviera dan pantai selatan Prancis.

Beberapa jam setelah bencana, pemerintah Italia mengatakan, infrastuktur Italia perlu diperbaiki. Jika diperlukan, Italia akan mengabaikan batasan anggaran Uni Eropa.

"Kita harus bertanya pada diri sendiri apakah menghormati batas-batas ini lebih penting daripada keselamatan warga negara Italia. Jelas bagi saya, itu tidak," kata Salvini yang juga menjabat sebagai wakil perdana menteri.

Salvini juga menginginkan agar nama pihak yang bersalah dalam tragedi ini disebarluaskan. Bukan hanya nama pelaku tetapi juga nama keluarganya.

Menurutnya, insiden seperti ini tidak dapat diterima. "Mereka harus membayar, membayar semuanya, dan membayar banyak," katanya.

Seorang pejabat untuk agen perlindungan sipil mengatakan ada 30 mobil dan sekitar 10 truk di bagian bawah jembatan. Sekitar 300 petugas pemadam kebakaran bekerja di reruntuhan. Mereka menggunakan anjing pelacak untuk mencoba menemukan orang yang selamat, bersama dengan 400 polisi.

"Orang-orang yang tinggal di Genoa menggunakan jembatan ini dua kali sehari.Kita tidak bisa hidup dengan infrastruktur yang dibangun pada 1950-an dan 1960-an," kata Wakil Menteri Transportasi Edoardo Rixi, yang berasal dari Genoa.

Menteri Transportasi Danilo Toninelli mengatakan kepada televisi pemerintah bahwa bencana itu menunjukkan kurangnya pemeliharaan. Autostrade, bagian dari grup infrastruktur Atlantia yang dikendalikan oleh keluarga Benetton, mengelola bagian dari jalan tol yang runtuh.

"Keruntuhan itu tak terduga. Jembatan itu terus dipantau dan diawasi dengan baik melampaui apa yang diminta undang-undang," kata pejabat Autostrade yang bertanggung jawab atas wilayah Genoa, Stefano Marigliani.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement