Rabu 15 Aug 2018 17:09 WIB

Masjid Shahi Jama, Tetap Kokoh di Usia Nyaris Seribu Tahun

Masjid ini memiliki campuran arsitektur era pra dan pasca-Mughal.

Rep: mgrol105/ Red: Andi Nur Aminah
 Masjid Shahi Jama, yang ada di Meerut, kawasan kota tua India.
Foto: Hindustan Times
Masjid Shahi Jama, yang ada di Meerut, kawasan kota tua India.

REPUBLIKA.CO.ID, MEERUT -- Masjid Shahi Jama dianggap masjid pertama yang dibangun di India Utara pada 1019 AD. Masjid ini terletak di Meerut, di kawasan kota tua India. Strukturnya tetap kokoh walau berusia hampir 1000 tahun.

Dilansir Hindustan Times, sejarawan KK Sharma mengatakan pembangunan masjid selesai pada masa pemerintahan Naseeruddin Mehmood. Kemudian, menara dan beberapa bagian dibangun kembali selama kekuasaan Inggris.

Masjid ini memiliki campuran arsitektur era pra dan pasca-Mughal. Shahar Qazi Prof Zainus Sajidin Siddiqui mengatakan tiga kubah masjid mewakili arsitektur Asia Tengah.

Siddiqui, yang juga mantan profesor teologi di Aligarh Muslim University, mengatakan bahwa ulama biasa memberi tahu orang-orang tentang pemerintahan dan skema kesejahteraan mereka kepada orang-orang selama khulna (penyampaian pidato). Itulah sebabnya para penguasa saat itu membangun masjid di kota-kota penting. Meerut adalah salah kota penting itu.

Ia mengatakan Masjid Shahi menjadi pusat penting untuk kegiatan para pemimpin Muslim. Begitu pula untuk orang-orang yang berjuang selama perjuangan kemerdekaan.

Inggris menangkap Shahar Qazi Abdul Bari saat Perang Kemerdekaan Pertama pada 1857. Inggris hendak memberinya hukuman mati. Namun, beberapa keluarga Muslim membujuk Inggris untuk tidak melakukannya karena popularitas Bari di antara masyarakat.

Qazi Basiruddin Siddiqui mendirikan madrasah di sini hampir 100 tahun yang lalu. Lebih dari 300 siswa terdaftar di sini.

Qutubuddin Aibak, yang mendirikan Dinasti Slave di Delhi, membangun makam seorang ulama Muslim. Mohammad Ghori, yang berasal dari Afghanistan, telah kembali setelah menyerahkan kekuasaan India kepada orang kepercayaannya, Qutubuddin Aibak.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement