REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai salah satu pusat bisnis dunia, Manhattan di New York menjadi magnet banyak orang. Warga Amerika dan berbagai bangsa dari belahan dunia berinteraksi di kawasan yang hampir menguasai sebagian besar kekuatan ekonomi dunia.
Setelah hampir satu dekade Islam mendapatkan stigma dan pandangan negatif, akibat tragedi World Trade Center (WTC) 11 September 2001, kini ajaran tauhid ini kian bersinar di negeri Paman Sam. Salah satu andil besar adalah hadirnya pusat kegiatan dan kebudayaan Islam di kawasan New York, yang telah ada jauh sebelum tragedi itu. Pusat Kebudayaan Islam New York atau yang biasa dikenal ICC New York kemudian berperan besar mengubah stigma negatif dunia, khususnya di New York.
ICC New York merupakan bangunan pusat keagamaan dan masjid pertama yang dibangun khusus untuk komunitas Muslim di New York. Jauh sebelum tragedi 11 September 2001, ICC New York telah berperan mengakomodasi Muslim New York dan memberikan pemahaman Islam secara benar kepada masyarakat non-Muslim di wilayah ini. ICC New York berada di kawasan timur Manhattan. Bangunan ini didirikan pada 1987 dan selesai pengerjaannya pada 1991.
Islamic Cultural Center of New York
Biaya pembangunan menelan 14 juta dolar AS yang didapat dari Pemerintah Arab dan komunitas Muslim New York. Desain ICC New York dirancang oleh perusahaan arsitektur kenamaan Amerika, Skidmore, Owings & Merrill (SOM), yang telah berpengalaman merancang berbagai bangunan modern di dunia. Salah satu rancang-desain arsitektur perusahaan ini adalah One World Trade Center pada 2013, yang menggantikan gedung kembar WTC sebelumnya dan gedung tertinggi di dunia, Burj Kalifa, di Dubai pada 2009.
SOM menggunakan desain arsitektur yang mewakili tradisi Islam dengan gaya kontemporer pada bangunan ICC New York ini. Prinsip dasar yang tidak bisa dilepaskan pada gaya bangunan ini adalah penggunaan struktur dan model geometris yang sangat identik dengan khazanah arsitektur Islam. Michael McCarthy yang dipercaya SOM merancang ICC New York menegaskan rancang bangun masjid dan ICC ini akan menjadi ikon modern Islam di New York saat itu. “Kami merancang masjid untuk Manhattan abad ke-21,” ujarnya.
Benar saja, setelah resmi dibuka, ICC New York memang menjadi ikon baru Islam modern di Manhattan saat itu. Bangunan memiliki kubah masjid layaknya Dome of The Rock di kawasan al Aqsa Palestina. Diameter kubah 27 meter cukup besar, kemudian sebuah menara menjulang tinggi 40 meter sehingga dua karakter, kubah dan menara ini menjadi ciri khas tersendiri ICC di tengah belantara pencakar langit Manhattan.
Islamic Cultural Center of New York
Secara keseluruhan, struktur bangunan masjid terbuat dari beton, lapisan marmer, dan hiasan kaca. Bentuk bangunan ortogonal kotak persegi terlihat sederhana, namun tetap menampilkan kemegahan dalam identitas keislaman. Ruang khusus shalat terletak di lantai dua. Namun, bila shalat Jumat, lantai pertama bisa digunakan dan mampu menampung lebih dari seribu jamaah. Lantai tiga berupa serambi terbuka tempat membaca Alquran, berkumpul, dan berdiskusi.
Di area serambi lantai tiga terdapat area rak buku baik Alquran maupun buku-buku keislaman lain. Bagian dalam kubah terdapat susunan kaligrafi dan pada beberapa bagian langit-langit terdapat jendela kaca yang mampu mengoptimalkan pencahayaan di ruang shalat utama. Di area ruang shalat terdapat lampu gantung hias, berbentuk besi panjang disusun melingkar. Sebuah permadani indah pun terdapat di tengah area shalat lantai dua.
Di lantai dua juga terdapat area mihrab yang terlihat sangat sederhana dan indah, dengan struktur kaca dan bingkai kaligrafi di sekitar mihrab imam. Sebuah mimbar bertingkat sederhana khas Turki pun berada di samping mihrab Imam di lantai dua. Sedangkan, area shalat di lantai satu plester ubin menghiasi semua dinding di area shalat ini, termasuk pada sebuah mihrab yang berlapis ubin khas gaya Islam di Persia. Di area ini juga terdapat bentangan karpet sajadah.
Seorang jamaah tengah berdoa usai berbuka puasa di Islamic Cultural Center, Manhattan, New York
Gaya bangunan masjid yang sederhana namun kental dengan gaya Islam modern kontemporer ini telah membawa ICC New York pada berbagai penghargaan arsitektur. Di antaranya, Award of Excellence dari Asosiasi Desainer Pencahayaan Lampu Internasional pada 1993, Downstate Building Award dari Kontraktor Bangunan Umum dan Milik Negara di New York pada 1992. Kemudian Art and Architecture Award dari Forum Dialog Antaragama pada 1992 dan Interiors Award dari Interiors pada 1992.
Sebuah Representasi Islam Dunia
ICCNY merupakan pusat Islam internasional yang mewakili umat Islam dari semua negara. Perwakilan Kuwait untuk PBB, Mohammed A Abulhassan, dalam salah satu kesempatan mengungkapkan, Masjid ICC New York dirancang tanpa pengaruh arsitektur nasionalistik Islam dari negara manapun, dengan tujuan menyatukan semua Muslim yang ada di Manhattan.
Namun, Masjid ICC New York tetap hadir dengan menggambarkan keindahan Islam. Bukan hanya pada keindahan fisik arsitektur, melainkan juga pada gagasan universal menjaga perdamaian, saling memahami, dan toleran. Masjid yang bergaya postmodern ini berusaha menunjukkan sisi lain dari Islam. Selain dari keindahan ajaran luhurnya, juga tetap menjaga nilai-nilai kekinian dalam karakter moral kehidupan.
Seorang muslim Amerika menatap ke arah jendela di Islamic Cultural Center, Manhattan, New York
Mengedepankan kekerabatan yang satu bagi sesama Muslim yang dibingkai pada ketakwaan kepada Allah. Seorang arsitek Muslim asal New York, Aly Dadras, mengungkapkan Masjid ICC New York ini sangat pas dalam arti pikiran dan semangat Amerika merangkul dunia. Di Masjid ICC New York ini semua dapat terhubung ke Muslim dari seluruh negeri dan pada saat yang sama, ikatan dengan sesama non-Muslim.
Masjid ini adalah simbol bahwa umat Islam juga memiliki klaim yang sah untuk kota yang beragam ini, bersama dengan seluruh dunia. Dengan identitas kubah dan menara sebagai ikon lazimnya, identitas Islam hadir di sini. ICC New York pun telah berperan besar dalam masa-masa sulit diskriminasi Islam, ketika Islam disalahpahami secara luas. ICC New York hadir mengubah persepsi tersebut di tengah kota yang paling kosmopolitan di dunia.