REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kementerian luar negeri Jerman pada Kamis (16/8) mengatakan bahwa Turki kembali menangkap warga Jerman. Pria itu dituduh melakukan "propaganda teroris" setelah mengkritik pemerintah Turki di media sosial.
Penangkapan itu terjadi setelah Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mendesak Ankara pada Senin untuk memperbaiki hubungan diplomatiknya dengan Jerman dan Amerika Serikat (AS). Ini akan membantu meringankan kesulitan ekonomi yang terjadi.
"Kami menyadari kasus ini. Kedutaan besar di Ankara akan memulai bantuan konsuler," kata sumber kementerian luar negeri Jerman.
Seorang jurubicara kementerian luar negeri Jerman mengatakan pada Rabu (15/8) bahwa tujuh warga Jerman ditangkap di Turki atas dasar politik. Turki juga telah menangkap beberapa warga AS dalam beberapa bulan terakhir.
Dalam kasus terbaru, media ARD melaporkan bahwa polisi Turki menangkap Ilhami A. (46) pada Selasa pagi (14/8). Penangkapan dilakukan saat Ilhami mengunjungi ibunya di kota kelahirannya Saribasak di wilayah yang sebagian besar penduduk Kurdi di Turki timur.
Seorang hakim di ibukota provinsi Elazig mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Ilhami A. yang memiliki darah Kurdi dan bekerja sebagai sopir taksi di kota Hamburg di Jerman utara. Dia telah tinggal di Jerman sejak 1992.
Pengacara Turki-nya, Ercan Yildirim, mengatakan kepada ARD bahwa kliennya dituduh melakukan "propaganda teror" karena telah mengkritik pemerintah Turki di media sosial.
Yildrim mengatakan kepada ARD bahwa kliennya dibawa ke penjara Elazig. Dia akan mengajukan laporan terhadap penangkapan itu. Kantor kejaksaan Turki di Elazig tidak bersedia untuk beromentar.