Jumat 17 Aug 2018 08:26 WIB

Data Ekonomi Terbaru Bawa Dolar AS Melemah

Indeks dolar AS yang mengukur dolar terhadap enam mata uang utama turun 0,05 persen

Petugas menunjukkan uang dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang Bank BTN, Jakarta, Jumat (20/7).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Petugas menunjukkan uang dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang Bank BTN, Jakarta, Jumat (20/7).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (16/8) atau Jumat (17/8) pagi WIB. Pelemahan dolar AS ini karena investor mempertimbangkan beberapa data ekonomi terbaru dari negara tersebut.

Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan pada Kamis (16/8), jumlah klaim pengangguran awal mencapai 212 ribu dalam pekan yang berakhir 11 Agustus.  Angka klaim tersebut menurun 2.000 dari revisi minggu sebelumnya. Sedangkan rata-rata pergerakan angka pengangguran sealam empat minggu mencapai 215.500, meningkat 1.000 dari rata-rata direvisi minggu sebelumnya.

Sementara itu, data housing starts (jumlah rumah baru yang dibangun) di AS pada Juli berada pada tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebanyak 1,168 juta unit. Menurut Departemen Perdagangan pada Kamis (16/8), angka itu 0,9 persen di atas perkiraan Juni direvisi 1,158 juta unit, tetapi 1,4 persen di bawah tingkat Juli 2017.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,05 persen menjadi 96,6496 di akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1365 dolar AS dari 1,1344 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2708 dolar AS dari 1,2692 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7259 dolar AS dari 0,7237 dolar AS.

Dolar AS dibeli 110,88 yen Jepang, lebih tinggi dari 110,58 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS meningkat menjadi 0,9964 franc Swiss dari 0,9927 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3157 dolar Kanada dari 1,3137 dolar Kanada.

 

sumber : Antara/Xinhua
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement