Jumat 17 Aug 2018 08:36 WIB

Harga Minyak Global Naik Tipis

Kenaikan ini terjadi setelah beberapa hari terakhir harga minyak turun dua persen

Ilustrasi harga minyak mentah dunia.
Foto: EPA/Mark
Ilustrasi harga minyak mentah dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak mentah di pasar dunia naik tipis karena kondisi pasar yang stabil pada akhir perdagangan Kamis (16/8) atau Jumat (17/8) pagi WIB. Kenaikan tersebut terjadi setelah beberapa hari terakhir harganya turun dua persen.

Pasar minyak menurun pada Rabu (15/8), karena data yang menunjukkan peningkatan besar dalam persediaan AS. Meningkatnya persediaan minyak di kilang AS ini memicu kekhawatiran tentang prospek permintaan bahan bakar. 

Sementara minyak mentah juga tertekan oleh penjualan komoditas-komoditas industri yang lebih luas seperti tembaga. "Masih ada ketergantungan dari laporan kemarin," kata John Kilduff, mitra di Again Capital Management di New York.

Cina dan Amerika Serikat telah menerapkan beberapa kebaijakn tarif dan mengancam pengenaan tarif lebih lanjut atas ekspor senilai ratusan miliar dolar AS, yang dapat memukul pertumbuhan ekonomi global. Sementara krisis yang mencengkeram lira Turki telah mengguncang pasar negara berkembang dan bergema ke seluruh pasar ekuitas, obligasi dan bahan baku.

Patokan harga global minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober, naik 0,67 dolar AS menjadi ditutup pada 71,43 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Sementara itu, minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, naik 0,45 dolar AS menjadi menetap di 65,46 dolar per barel di New York Mercantile Exchange.

Sebelumnya, minyak mentah AS telah berada di sekitar rata-rata pergerakan 200-hari sebesar 65,18 dolar AS per barel. Pergerakan di bawah level itu bisa memicu penurunan lebih lanjut.

"Kisah pertumbuhan sekarang kurang lebih adalah kisah pertumbuhan AS. Seluruh dunia tidak lagi berperan bersama lebih lama lagi," kata ahli strategi komoditas Saxo Bank, Ole Hansen.

Sementara minyak mentah Brent berjangka berada pada rata-rata pergerakan 200-hari, tingkat teknis utama, untuk pertama kalinya dalam satu tahun. Analis mengatakan posisi di bawah titik ini dapat memicu aksi jual cepat lainnya.

"Di Brent, kami melacak dukungan pertama di 71,00 dolar AS diikuti oleh rata-rata pergerakan 200-hari di 70,23 dolar AS dan 70,00 dolar AS," kata analis Petromatrix, Olivier Jakob.

Di sisi pasokan, data AS pada Rabu (15/8) menunjukkan produksi minyak mentah meningkat sebesar 100 ribu barel per hari (bph) menjadi 10,9 juta barel per hari dalam pekan yang berakhir 10 Agustus. Persediaan minyak mentah meningkat sebesar 6,8 juta barel, mewakili kenaikan mingguan terbesar sejak Maret tahun lalu.

"Ketika akhir musim mengemudi musim panas mendekat, pemrosesan minyak mentah kemungkinan telah mencapai puncaknya dan akan menurun mulai sekarang. Oleh karena itu, impor minyak mentah bersih perlu menurun tajam sehingga stok minyak mentah tidak naik lebih jauh," kata Commerzbank dalam sebuah catatan.

Permintaan di pasar Asia menunjukkan tanda-tanda pelambatan, karena sengketa perdagangan dan dolar AS yang lebih kuat menyeret ekonomi beberapa pembeli minyak terbesar dunia.

 

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement