REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto tak mempersoalkan pertemuan antara pasangan bakal capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), pada Kamis (16/8) lalu. Hasto juga enggan menyimpulkan pertemuan sebagai sikap dukungan PBNU kepada pasangan calon.
"NU rumah bersama, jadi silaturahmi yang dilakukan oleh Kiai Aqil Siradj sebagai ketua PBNU adalah wajar memang seperti itu, apalagi NU kembali pada khitohnya 1926," ujarnya di Media Center Koalisi Jokowi Ma'ruf di Jalan Cemara, Menteng, Jakarta, Sabtu (18/8).
Namun demikian, Hasto masih optimistis segmentasi suara NU untuk pasangan calon Jokowi-Ma'ruf. Itu disampaikan saat ditanyai apakah kemungkinan NU lebih cenderung memihak pada pasangan Jokowi-Ma'ruf, karena keberadaan Ma'ruf. Ia mengungkap sosok Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin adalah sosok yang dihormati di kalangan NU.
"Kiyai Ma'ruf Amin sebagai rais aam sebagai yang dihormati, tentu saja sosok tokoh bangsa memberikan dukungan. Kita lihat NU sebagai organisasi kita hormati, tapi ketika NU sebagai nahdliyin tentu saja prefensi sebagai rais am sering disebut," ujarnya.
Karenanya, ia pun tak khawatir mundurnya Ma'ruf Amin dari pengurus PBNU tidak akan mempengaruhi para pemilih dari NU. "Sejak awal itu sudah kalkulasi dengan sebaik baiknya, setiap aturan organisasi yang tumbuh di NU harus kita hormati bersama. Ini bukan aspek legalitasnya, tetapi proses legitimasinya, legitimasi inilah yang kan menentukan sesorang menjadi pemimpin," ujarnya.
Baca juga: Sowan ke Kiai Said, Prabowo: Pandangan Kami dan NU Cocok
Seperti diketahui, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno bertemu dengan PBNU. Prabowo mengaku memiliki banyak pandangan yang sama dengan PBNU dalam membangun bangsa ini. Prabowo mengatakan, banyak yang didiskusikan bersama pengurus PBNU terkait permasalahan bangsa.
"Kami bahas secara komprehensif, menyeluruh, terbuka, dan akhirnya kami ada pertemuan. Jadi, pandangan kami dan NU cocok," ujar Prabowo saat ditemui seusai silaturahim di kantor PBNU, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (19/8).
Prabowo menuturkan, saat berdiskusi, PBNU banyak menitipkan persoalan bangsa yang harus diselesaikan, di antaranya masalah pengentasan kemiskinan, kesenjangan ekonomi, dan mencegah kelaparan. "Kemudian, bagaimana kita juga menjamin distribusi makanan, distribusi akses, lalu kekayaan bisa lebih merata tidak hanya dinikmati oleh kurang dari satu persen saja," ucapnya.
Menurutnya, PBNU dan koalisinya juga sama-sama ingin menjalani proses demokrasi di Indonesia secara baik. Karena itu, dia pun memohon doa restu kepada semua pihak untuk membuat bangsa ini lebih maju.
"Kita ingin maju ke rakyat dengan suasana yang baik, tenang, sejuk. Kita ingin melaksanakan demokrasi yang dewasa. Bagaimana mencerminkan kedaulatan rakyat," kata Prabowo.