REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Laznas BSM memprioritaskan untuk mengatasi tingginya angka diare dan gizi buruk yang menimpa pengungsi gempa Lombok. Direktur eksekutif Laznas BSM Rizki Okto Priansyah menilai perlu adanya langkah pengurangan risiko yang dilakukan selain obat-obatan dan medis.
Rizki Okto Priansyah mengatakan sebagai langkah konkret, Laznas BSM memberikan makanan tambahan pendamping ASI (MPASI) di pengungsian. Selain itu, perlu adanya pembangunan MCK dan air bersih.
Pada Senin (13/8), pembangunan fasilitas dapur umum sudah mulai dibangun dan juga pengumpulan bahan-bahan MPASI yang juga turut melibatkan petani lokal mulai dilakukan. Pemberian MPASI ini rencananya diberikan kepada seribu dan balita disekitar dan didalam camp agar terhindar dari stunting.
Dia ingin anak Indonesia tetap sehat meski dalam kondisi bencana. Masyarakat ikut dilibatkan mulai sejak proses pemilihan menu, memasak, dan penyesuaian porsi sesuai kelompok umur dilakukan di Dapur MPASI.
"Kami menyadari, kerja kerja sosial ini tentu akan sangat terbatas. Kami tidak ingin masyarakat justru sangat tergantung kepada 'bantuan luar ini. Anak bayi dan balita harus segera pulih dari situasi dengan pelibatan para penyintas, termasuk ibu dan tokoh kunci penggerak masyarakat," kata dia.