Ahad 19 Aug 2018 20:28 WIB

Duh...Warga Berencana Mereklamasi Pulau dari Sampah

Bupati Kepulauan Seribu mengingatkan warga jika reklamasi sampah akan mencemari laut

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Maman Sudiaman
Tumpukan sampah yang dibendung warga Pulau Panggang, Kabupaten Kepulauan Seribu, Ahad (19/8).
Foto: Republika/Muhammad Ikhwanuddin
Tumpukan sampah yang dibendung warga Pulau Panggang, Kabupaten Kepulauan Seribu, Ahad (19/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sampah kembali menumpuk di pesisir Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. Menumpuknya sampah lantaran petugas kebersihan kerap tak mengangkut semua sampah tersebut. Akibatnya, sisa sampah yang tak terangkut terus menggunung.

Atas kondisi itu, warga akhirnya berencana membuat daratan baru dari tumpukan sampah tersebut. Zaenuddin, Ketua RW 01 Kelurahan Pulau Panggang mengatakan, jika sampah terus dipadatkan dan menjadi daratan, akan digunakan sebagai pondasi bangunan. "Nanti bisa dibuat sarana umum untuk warga," kata dia kepada Republika, Ahad (19/8).

Sebelumnya, warga sudah membuat balai pertemuan warga dengan pondasi sampah. Balai tersebut, dibangun tahun 2010 dengan bantuan kelurahan saat itu.

Pantauan Republika di lokasi, balai warga tersebut digunakan untuk tempat parkir sepeda motor milik warga. Pintu samping balai sudah rusak dan tidak ada plang yang menunjukkan bangunan tersebut merupakan Balai Warga. "Ya memang buat parkir (sepeda) motor sekarang, tapi kalau ngumpul warga biasanya di sini," ucap dia.

Sampah tersebut berasal dari sisa rumah tangga warga di Pulau Panggang. Untuk membuat suatu daratan baru dengan panjang 25 meter dan lebar 15 meter, dibutuhkan waktu 4-6 bulan. "Ini udah ditumpuk dari bulan Februari," ujar Zaenuddin.

Bupati Kepulauan Seribu, Husein Murad menyatakan, tujuan warga untuk membuat sarana umum adalah benar. "Hanya saja, caranya ini yang tidak benar, bagaimanapun sampah yang terkena air itu membuat airnya tercemar," katanya di Pulau Panggang, Ahad (19/8).

Untuk itu, Pemerintah Kabupaten berupaya mengangkut seluruh sampah yang menumpuk di pesisir Pulau Panggang. Setelah itu, pihaknya akan membuat dermaga untuk digunakan sebagai tempat sandaran perahu milik warga dan kapal pengangkut sampah. "Jangan ada kesan kami membiarkan," tegas Husein.

Bupati lantas berkoordinasi dengan pihak kelurahan untuk mencari lahan baru yang dapat digunakan sebagai tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang lebih besar. "TPS segera dicarikan Lurah di mana tempatnya," ujar dia.

Pemkab Kepulauan Seribu juga, katanya, segera mengangkut semua sampah yang menumpuk sejak bulan Februari itu. "Sudin LH (Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu-red) juga memperbanyak volume pengambilan sampah," lanjutnya.

Selain itu, pihaknya akan menambah jumlah dermaga yang dapat digunakan kapal pengangkut sampah untuk bersandar. "Kami carikan tempatnya," ujarnya.

Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu, Yusen Hardiman, menyatakan pihaknya mengangkut sampah di pulau Panggang setiap hari. Namun, pihaknya kerap menemui masalah dari medan pulau yang sulit. "Metode pengambilan sampah di sini berbeda dengan di darat, kapal pengangkut sampah besar tidak dapat bersandar di Pulau Panggang," katanya.

Untuk mengambil sampah di pulau panggang, petugas Sudin LH Kepulauan Seribu menggunakan dua perahu kecil. Perahu tersebut, akan membawa sampah ke kapal pengangkut sampah yang bersandar di pulau terdekat, yakni Pulau Pramuka.

Yusen tidak menampik bahwa terdapat sampah yang tidak terbawa petugas karena keterbatasan alat. Sementara ini, pihaknya sudah menaruh dua tempat sampah berkapasitas 500 kg di dermaga pulau. "Nantinya akan ditambah, lima  sampai 10 (tempat sampah)," kata Yusen.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement