Senin 20 Aug 2018 01:36 WIB

BMKG: Gempa 6,9 SR di Lombok Merupakan Aktivitas Baru

Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa baru, bukan susulan dari gempa sebelumnya

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Hazliansyah
Warga memilih tetap berada diluar rumah pascagempa di Ampenan, Mataram, NTB, Minggu (19/8). Gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter kembali mengguncang Lombok pada Minggu malam pukul 22.56 Wita yang berpusat di timur laut Lombok Timur pada kedalaman 10 km.
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Warga memilih tetap berada diluar rumah pascagempa di Ampenan, Mataram, NTB, Minggu (19/8). Gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter kembali mengguncang Lombok pada Minggu malam pukul 22.56 Wita yang berpusat di timur laut Lombok Timur pada kedalaman 10 km.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperbarui kekuatan gempa yang mengguncang Lombok Timur, pada pukul 21.56 WIB, Ahad (19/8) malam. Gempa dipastikan berkekuatan magnitudo 6,9 dari yang sebelumnya disebutkan bermagnitudo 7,0.

BMKG menyebut gempa yang berpusat di 30 km timur Laut Lombok Timur kedalaman 18 Km ini merupakan jenis gempa baru dan bukan susulan dari gempa sebelumnya.

Gempa tersebut juga berbeda dari gempa sebelumnya yang berkekuatan magnitudo 7 pada 5 Agustus lalu.

"Dengan memperhatikan lokasi epicenter gempa bumi magnitudo  6,9 yang teletak di ujung timur Pulau Lombok dan diikuti sebaran epicenter gempa susulannya yang membentuk klaster epicenter, dengan sebaran ke arah timur hingga di sebelah utara Sumbara Barat, maka dapat disimpulkan bahwa gempa yang terjadi merupakan aktivitas gempa baru, yang berbeda dengan gempa magnitudo 5 Agustus 2018 lalu," ujar Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam keterangan persnya di Kantor BMKG, Jakarta, Senin (20/8) dini hari.

Dwikorita mengatakan, hal itu karena gempa magnitude 6,9 memiiki bidang deformasi batuan berbeda.

Meskipun seluruh aktivitas gempa yang terjadi berkaitan geologi patahan naik Folres, tetapi antara gempa magnitudo 7 pada 5 agustus lalu dengan gempa 6,9 yang malam ini terjadi memiiki bidang deformasi batuan berbeda.

Ia mengatakan hasil analisis mekanisme sumber gempa menunjukkan gempa magnitudo 6,9 Lombok bukanlan gempa susulan dari gempa 5 Agustus lalu.

"Bidang deformasi atau bidang robekan batuan yang berbeda, hasil analisis mekanisme sumber gempa menunjukkan gempa ini dipicu atau dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik atau patahan naik," ujar Dwikorita.

Karena jenis gempa baru, Dwikorita mengatakan gempa susulan akan terus terjadi. Karenanya, ia juga mengimbau masyarakat Lombok dan sekitarnya untuk menjauhi daerah tebing curam rawan longsor.

Dwikorita mengatakan gempa susulan masih akan terus terjadi di Lombok dan sekitarnya.

"Masyarakat juga diimbau untuk menghindari daerah tebing curam karena berpotensi longsor jika terjadi hujan dan gempa susulan, untuk sementara jangan kembali ke rumah. Carilah tanah lapang yang jauh dari bangunan," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement