Senin 20 Aug 2018 13:12 WIB

Menlu Cavusoglu: Trump Manfaatkan Turki untuk Pemilu

Turki menilai Trump lebih suka menggunakan jalur ancaman.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Donald Trump
Foto: EPA-EFE/JIM LO SCALZO
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID,  ANKARA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Melvut Cavusoglu menilai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak mempunyai sikap tulus dalam mengatasi ketegangan antara kedua negara. Menurutnya, Trump mengggunakan perselisihan itu untuk keuntungan pada pemilihan sela mendatang di AS.

"Tampaknya (dia) tidak ingin menyelesaikan masalah ini. Mereka memanfaatkan ketegangan ini untuk pemilihan di negaranya," ujarnya seperti dikutip dari laman Hurriyetdailynews, Senin (20/8). Hal itu dikatakannya dalam konferensi pers bersama Menlu Serbia Ivica Dacic usai pembukaan Konsulat Kehormatan Serbia di Provinsi selatan Antalya.

"Namun, kami tidak punya masalah dengan orang-orang AS pada kenyataannya. Seharusnya orang-orang AS yang memberi komentar dan tanggapan yang diperlukan terkait masalah ini, bukan kami," kata Cavusoglu.

photo
Penahanan Pastor Brunson memanaskan hubungan AS-Turki.

Hubungan kedua negara bersitegang usai penahanan pastor AS Andrew Brunson oleh otoritas Ankara. Washington pun menjatuhkan sanksi terhadap dua menteri Turki. Selain itu, AS juga menggandakan tarif alumunium dan baja dari Turki.

Baca juga,  Trump Ancam Sanksi Berat Turki.

Menurut Cavusoglu, Turki memilih diplomasi untuk memecahkan masalah. Adapun AS, kata dia lebih suka dengan ancaman.

“Saya mengatakan kepada mereka, mereka tidak ingin menyelesaikan masalah ini dan mereka memanipulasi dalam masalah politik domestik mereka. Mereka ingin berlarut-larut masalah ini sampai pemilihan umum, sebab mustahil untuk menjelaskan sikap ini terhadap sikap konstruktif seperti itu,” katanya.

Baca juga, Erdogan: Turki Boikot Produk Elektronik AS, Termasuk Iphone.

Cavusoglu juga menyatakan, usaha kerja sama dana Lockheed Martin F-35 Lightning Joint Strike Fighter (JSF) akan berlanjut, meskipun mengalami penundaan. Sementara pengiriman pesawat dari AS belum akan berjalan.

Undang-undang AS sementara melarang pengiriman F-35 ke Turki pada 13 Agustus, yang memicu kritik dari Turki.

"Ini bukan proses yang bisa dilepaskan oleh satu pihak, semisal 'Turki harus keluar." Turki mungkin mengatakan itu tidak akan menjadi bagian lagi tetapi tidak semudah itu. Ini adalah proyek yang setiap orang adalah mitra dan akan terus berlanjut,” katanya.

Pemilu sela akan digelar pada November 2018 ini. Pemilu akan memilih anggota parlemen dan ini akan menjadi pertaruhan bagi Donald Trump. Apakah kebijakannya selama ini mendapatkan dukungan atau sebaliknya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement