REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menyambut Hari Raya Idul Adha 1439 Hijriah, Bupati Bogor, Nurhayanti, melepas para petugas dokter hewan untuk memeriksa hewan kurban. Nurhayanti didampingi Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor, Siti Farikah di lapangan kantor Dinas Perikanan dan Peternakan, Kabupaten Bogor.
Pemeriksaan hewan ini mengingat ada sejumlah lokasi endemik antraks di wilayah ini. Di antaranya di wilayah Cibinong, Citeureup, Babakanmadang, Bojonggede, Tajurhalang, Sukaraja, Cileungsi, Klapanunggal, Jonggol, Gunungputri, Drama, Ciseeng dan Sukamakmur.
Pemerintah Kabupaten melibatkan sejumlah pihak untuk memastikan pemotongan hewan aman dan dapat dikonsumsi dengan aman pula. Sekitar 300 peserta ikut pelatihan kader penanganan hewan kurban. Pelatihan ini melibatkan mahasiswa IPB juga 100 orang. Ada juga 18 orang tim medis yang disiapkan agar semua aman.
"Saya pastikan, meski wilayah endemik antraks tetap ada, tapi di lokasi-lokasi itu tidak pernah lagi ditemukan kasusnya sejak 2008. Jadi aman dikonsumsi," tegasnya. Selasa (21/8).
Dia menambahkan akan melakukan vaksinasi agar jauh dari endemik antraks. "Tinggal bagaimana penanganan pencegahannya jadi aman dikonsumsi," ujarnya.
Siti Farikah akan melaksanakan vaksinasi antraks tahap pertama terhadap hewan yang rentan di daerah endemis antraks sebanyak 2.501 ekor hewan besar dan 1.957 ekor hewan kecil. "Kami optimalkan pemeriksaan kesehatan hewan oleh petugas lapangan pada kurang lebih 600 lapak pedagang ternak pinggir jalan, 305 kelompok ternak serta lima feedloter penyedia ternak kurban," ungkapnya.
Farikah mengungkapkan, jelang Idul Adha 2018 ada peningkatan penyediaan hewan kurban berkisar 10 hingga 15 persen dibanding tahun sebelum. Karena, kata dia, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengalokasikan hingga 600 ribu ekor tahun. "Tahun lalu, pemprov menyediakan sekitar 260 ribu ekor. Di Kabupaten Bogor pun ada peningkatan. Karena kebutuhannya tinggi," kata dia.
Di Kabupaten Bogor, diperkirakan jumlah pemotongan hewan kurban mencapai 29.305 ekor. Naik 1.269 ekor dibanding tahun lalu yang hanya 28.009. "Untuk ketersediaan hewan besar ada 11.350 ekor dan hewan kecil 27.132 ekor," jelasnya.
Dinas Perikanan dan Pertanian memperkirakan tahun ini lokasi pemotongan tersebar di 2.500 titik. Pemeriksaan pun dilakukan mulai H-1 Idul Adha hingga 25 Agustus 2018. "Kalau pemeriksaan hewan sudah dimulai sejak H-15. Sampai H+3 juga masih dilakukan dengan target 600 lapak pedagang, lima feedloter dan 305 kelompok peternak," ujarnya.
Bupati Bogor Nurhayanti mengatakan ingin memastikan hewan yang akan di kurbankan pada hari Idul Adha nanti adalah yang aman, sehat, utuh dan halal. "Sehingga memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi masyarakat, baik yang berqurban maupun yang menerima daging kurban," ucapnya.
Nurhayanti juga berharap tim petugas pemeriksa kesehatan hewan dan daging kurban hendaknya memberikan edukasi dan sosialisasi yang masif kepada masyarakat. "Termasuk panitia-panitia di DKM yang mengelola hewan kurban, tentang pentingnya upaya pengaman hewan kurban," ucapnya.