Selasa 21 Aug 2018 20:50 WIB

Wakil Ketua MUI Minta Umat Hargai Perbedaan Idul Adha

Perbedaan penetapan berbeda karena perbedaan mathla' atau lokasi terbitnya hilal.

Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau kepada umat Islam untuk tidak mempertentangkan perbedaan pelaksanaan hari raya Idul Adha 1439 Hijriah. Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa'adi melalui siaran pers, Selasa (21/8) berharap umat Islam agar bisa menerima perbedaan hari raya Idul Adha ini dengan dewasa, sikap tasamuh dan toleran, saling menghargai dan menghormati.

Menurutnya, MUI di dalam menentukan awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah tetap berpedoman pada Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004 yaitu dengan menggunakan metode rukyatul hilal dan hisab. Ia menuturkan, pada Sidang Isbat yang digelar Kementerian Agama pada 11 Agustus 2018, berdasarkan laporan dari tim pemantau hilal di 92 titik pengamatan hilal di seluruh Indonesia menunjukkan bahwa posisi hilal masih di bawah ufuk atau minus satu derajat 43 menit sehingga hilal tidak mungkin untuk dilihat (imkanur ru'yah).

Terkait hal tersebut, Sidang Isbat menetapkan bulan Dzulkaidah 1439 H disempurnakan dengan cara istikmal, artinya digenapkan 30 hari sehingga tanggal 1 Dzulhijah diputuskan jatuh Senin (13/8) dan hari raya Idul Adha jatuh pada 10 Dzulhijah 1439 H bertepatan dengan tanggal 22 Agustus 2018.

"Adapun terjadinya perbedaan penetapan jatuhnya Idul Adha antara Arab Saudi dengan Indonesia pada tahun 2018 ini karena ada perbedaan mathla' atau lokasi terbitnya hilal. Meski Indonesia lebih awal dari sisi waktu karena perhitungan matahari, tapi karena hilal yang terlihat di mathla' berbeda, menyebabkan perbedaan menentukan 1 Dzulhijah," paparnya.

Baca Juga: Foto Udara Mina, Arafah dan Makkah

Bagi sebagian umat Islam yang mengikuti penetapan isbatnya sesuai dengan negara Arab Saudi, maka Selasa sudah berlebaran karena 1 Dzulhijahnya jatuh hari Minggu (12/8).

Sementara, menurut dia, sebagian umat Islam di Indonesia pada Selasa masih melaksanakan ibadah puasa Arafah dan baru berlebaran pada Rabu (22/8) karena penetapan 1 Dzulhijahnya jatuh pada Senin (13/8). "Kami mengharapkan kepada umat Islam untuk bisa menerima perbedaan Idul Adha 1439 H dengan sikap dewasa, tasamuh, toleran, dan saling menghargai pendapat masing-masing," katanya. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement