REPUBLIKA.CO.ID, SINGKIL, ACEH -- Sejumlah wisatawan mancanegara berasal dari Republik Ceko, melakukan aksi membersihkan pantai dari sampah plastik di kawasan objek wisata Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh. Koordinator kegiatan Blue Life dan Green Life Republik Ceko, Zbynek Hrabek di Singkil, Selasa (21/8) mengatakan, program tersebut telah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir dengan menyasar kawasan objek wisata di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara.
"Awalnya pendiri kegiatan ini, Milan dan Susana membuat kegiatan dengan konsep ekowisata di Desa Batu Katak, Sumut beberapa tahun lalu, sebelum akhirnya membuat kegiatan serupa di tempat - tempat ini," katanya kepada wartawan di Singkil.
Kata dia, para relawan yang membiayai semua kegiatan itu, memulai kegiatan mengutip sampah plastik di Desa Batu Katak, Sumut, berlanjut ke Pulau Sikandang dan Pulau Bangkaru, Kabupaten Aceh Singkil.
Kemudian, dalam waktu dekat mereka juga melakukan arung jeram sembari menikmati keasrian alam di objek wisata Sungai Lae Kombih, Kota Subulussalam, Provinsi Aceh, sebelum kembali ke negara asalnya.
"Kami berpikir tempat ini adalah surga, bagaimana mungkin ditempat seindah ini begitu banyak sampah, sehingga kami coba menemukan cara untuk ikut menjaga kebersihan dan kelestarian tempat - tempat indah ini," ucap Zbynek.
Lanjut Zbynek, selain membersihkan pantai dari sampah plastik, tim Green Life dan Blue Life juga mencoba untuk terlibat dengan pendidikan dini terkait pentingnya menjaga lingkungan dari bahaya sampah.
Rencananya dimulai pada 2019, program Green Life dan Blue life akan dijadikan program internasional, karena mendapat tanggapan yang positif dari berbagai pihak, dengan harapan kegiatan demikian dapat ditiru oleh banyak orang dari berbagai negara.
Hal yang sama juga diungkapkan salah seorang pemandu lokal (Guide), Darmawan, menurut dia konsep edukasi ini melibatkan lembaga lokal Yayasan Save Aceh Nature yang telah lama mereka dirikan.
"Visual yang kita dapatkan ini dibawa ke sekolah - sekolah, baik sekolah disekitar objek kegiatan mau pun sekolah - sekolah di Republik Ceko sebagai bahan edukasi," kata Pendiri Yayasan Save Aceh Nature itu didampingi Guide Owner Arung jeram Subulussalam, Roni.
Program ini diharapkan bisa berdampak positif untuk pelestarian lingkungan dan perekonomian diwilayah objek wisata, karena lokasi wisata daerah setempat alamnya masih asri, namun sayang sampah baru terus berdatangan.
"Karena sungai ini adalah sungai panjang yang melintasi banyak pemukiman penduduk di Sumatera Utara dan Aceh. Beberapa saat lalu Milan, Susana, dan Aneta dari Green Life datang, kami pikir ini memungkinkan untuk volunteers kegiatan yang sama ditempat ini," ucap Roni.