Rabu 22 Aug 2018 04:27 WIB

Iran Perkuat Militer, Rouhani: Kami Harus Siap Bertempur

Rouhani menilai kekuatan militer adalah faktor yang dapat mencegah AS menyerang.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani.
Foto: AP
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Iran menyatakan akan memperkuat militernya sekaligus memamerkan pesawat tempur baru. Pernyataan itu disampaikan di tengah hubungan yang terus memanas dengan Amerika Serikat dan seteru regional.

Presiden Iran Hassan Rouhani, Selasa (21/8), mengatakan, kekuatan militer adalah faktor yang dapat mencegah Washington menyerang Teheran.

Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, kata Rouhani, telah menjadi negara yang terkucil dari dunia internasional.

"Kami harus siap bertempur dengan kekuatan asing yang ingin menjajah wilayah dan sumber daya alam kami," ujar Rouhani dalam pidato yang disiarkan langsung oleh televisi menjelang Hari Industri Pertahanan Nasional yang jatuh pada Rabu (22/8).

"Mengapa Amerika Serikat tidak menyerang kami? Jawabnya, karena kekuatan kita sendiri, mereka tahu konsekuensinya."

Pada pekan lalu, pemimpin agung Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan bahwa Amerika Serikat lebih memilih untuk menghindari konfrontasi bersenjata dengan Teheran karena kekuatan besar militer Iran.

Khamenei sudah menolak tawaran perundingan langsung dengan Trump untuk kesepakatan nuklir baru.

Baca juga, AS Kembali Jatuhkan Sanksi ke Iran.

Hubungan antara Washington dan Teheran semakin memburuk pada Mei lalu saat Trump memutuskan untuk secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional yang bertujuan untuk membatasi program pengembangan nuklir dari Iran.

Trump menyebut perjanjian yang ditandatangani pada 2015 itu sebagai perjanjian cacat karena tidak memasukkan program rudal Iran maupun keterlibatan mereka dalam konflik di Suriah dan Yaman.

Tidak lama setelah menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015, Amerika Serikat kembali menjatuhkan sanksi ekonomi untuk Iran.

Rouhani menyamakan sanksi terhadap Iran itu dengan perang dagang yang tengah berlangsung antara Washington dengan Cina, Turki, dan sejumlah negara Eropa.

"Bukan hanya kami yang kehilangan kepercayaan dengan Amerika. Hari ini, bahkan Eropa dan Cina sudah tidak percaya lagi pada mereka, juga dengan sekutu dekat seperti Kanada," kata Rouhani.

Rouhani juga menghadiri peluncuran pesawat tempur baru bernama Kowsar, yang disebut "100 persen buatan lokal" dan mampu menembakkan berbagai macam senjata.

Meski demikian, sejumlah pakar militer menyebut jet baru itu sebagai tiruan dari pesawat tempur F-5 yang pertama kali dibuat di Amerika Serikat pada 1960-an.

"Bentuk badan pesawat Kowsar persis dengan F-5. Meski ini dibuat di dalam negeri, bentuknya sama sekali asing," kata Justin Bronk, peneliti bidang teknologi kedirgantaraan di lembaga Royal United Services Institute bagian ilmu militer.

"Kawsar adalah pesawat yang kecil dan ringan dengan mesin kecil dan berkapasitas bahan bakar rendah sehingga membatasi jarak jangkaunya." .

Kekuatan udara Iran selama ini memang terbatas dengan belasan pesawat tempur dari Rusia dan buatan Amerika Serikat yang dibeli sebelum Revolusi 1979 pecah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement