REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Warga terdampak gempa yang tinggal di pos-pos pengungsian yang ada di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), berbondong-bondong menuju tanah lapang yang menjadi lokasi shalat Idul Adha.
Tanah lapang dipilih sebagai lokasi shalat Id lantaran masjid yang biasa digunakan rusak akibat gempa. Di Lombok Barat, sejumlah titik pengungsian menggelar shalat Id, seperti di pos pengungsian yang ada di Dusun Kekait, Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat.
Warga Dusun Kekait, Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, NTB, menggelar shalat Idul Adha di pos pengungsian, Rabu (22/8). Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Tenda besar milik BNPB dan Kementerian Sosial disulap sebagai mimbar darurat bagi imam dan khatib. Sementara, jamaah duduk dengan terpal yang telah disiapkan warga sejak tadi malam.
Ribuan warga mulai menempati terpal dengan latar pemandangan tenda-tenda dan bukit nan hijau. Shalat Id digelar pada pukul 07.00 Wita.
Kepala Desa Kekait, Muhammad Zaini. Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Seorang warga yang tinggal di pengungsian ini, Muhammad Asyura, mengatakan bersemangat menyambut shalat Id di tengah kesulitan. "Apa pun kondisinya, tetap kita harus melaksanakan shalat Id, meski ya seadanya," ujarnya kepada Republika.co.id di Dusun Kekait, Lombok Barat, NTB, Rabu (22/8).
Pemuda berusia 26 tahun itu menambahkan, lokasi ini juga menjadi tempat shalat Id bagi warga di dusun lain yang ada di sekitar Dusun Kekait. "Karena masjid yang ada pada rusak jadi kami menggelar shalat di tempat pengungsian ini, yang penting bisa shalat," katanya.