REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kadiv Humas dan Advokasi Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mempertanyakan sikap koalisi pendukung capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin soal adanya kesan berharap dukungan dari Habib Rizieq Shihab. Menurutnya, tidak elok PDIP sebagai partai pengusung berharap dukungan Rizieq.
"Kita sedikit malu melihat gerakan politiknya PDIP yang berharap didukung Habib Rizieq. Kita tahu selama ini PDIP sangat anti dengan Rizieq. Bahkan, berbeda pendapat sehingga tidak mudah dengan kelompok Habib Rizieq," tutur dia, Selasa (21/8).
Ferdinand berpandangan, jika memang PDIP berharap dukungan Rizieq, berarti partai banteng moncong putih itu tidak konsisten dalam bersikap selama ini. Dengan begitu, lanjut dia, PDIP ingin menghalalkan segala cara untuk memenangkan kontestasi pilpres ini.
"Tidak elok PDIP berharap dukungan Habib Rizieq yang selama ini terkonotasi sebagai kontra opini atau lawan politiknya. Masa berharap kepada lawan politik, ya enggak luculah, tak elok, tidak konsisten dengan sikap dan pendiriannya," ujarnya.
Ferdinand mengakui, Rizieq punya pengaruh yang besar dalam Pilpres 2019 meski tidak signifikan dalam menentukan kemenangan. Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) ini punya kekuatan massa yang riil dan besar, serta mampu menggerakkan publik dan opini.
Menurut Ferdinand, wajar bila Rizieq menjadi sosok yang diperebutkan menjelang kontestasi pilpres. "Karena, namanya politik tentu berharap tokoh-tokoh yang punya basis massa riil itu bergabung dan mendukung," katanya menjelaskan.
Kubu capres-cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin mulai memperlihatkan gerakannya untuk menarik dukungan Rizieq. Ma'ruf bergerak ke Makkah dengan tujuan menunaikan haji. Namun, Rais Aam PBNU ini menyampaikan kemungkinan dirinya bertemu Rizieq di Makkah.
Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira mengatakan, kalau Ma'ruf memang bertemu Rizieq di Makkah, itu menjadi proses mediasi atau diplomasi yang baik. Sebab, menurut dia, Rizieq melalui organisasi yang dipegangnya merupakan bagian dari kekuatan yang ada di bangsa ini.
Andreas menambahkan, Ma'ruf punya kemampuan menjembatani orang-orang yang selama ini sulit diajak bicara oleh capres pejawat Joko Widodo (Jokowi). Termasuk dalam hal ini Rizieq. "Kalau (Rizieq) bisa (mendukung Jokowi-Ma'ruf), ya kenapa tidak," kata dia.