REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Persaudaraan Alumni 212 Novel Bamukmin menegaskan Habib Rizieq Shihab akan konsisten dalam gerakan #2019GantiPresiden. Menurut dia, komitmen itu tidak akan goyah meskipun bakal calon presiden (capres) pejawat memilih ulama sebagai pendampingnya.
"HRS masih tetap akan komitmen terhadap perjuangannya bersama kami #2019GantiPresiden," kata dia melalui pesan singkat kepada Republika.co.id, Rabu (22/8).
Menurut Novel, strategi Joko Widodo merangkul ulama, yakni KH Ma'ruf Amin, sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) hanya untuk menutupi dosanya kepada para ulama. “Dosa Jokowi beserta pendukungnya sudah terlalu banyak terhadap ulama dan umat Islam sehingga pendukung penista agama dan kriminalisasi ulama sulit dilepaskan oleh Jokowi," kata dia.
Ia menambahkan, Rizieq termasuk salah satu korban kriminalisasi ulama yang dilakukan oleh rezim yang saat ini berkuasa. Hal itu bermula ketika Novel melaporkan kasus Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai orang yang menghina Alquran.
Dari situ, Rizieq langsung mengambil alih dengan membuat aksi bela Islam 1410, yang diklaim dihadiri oleh satu juta orang. Tak berhenti sampai di situ, massa pembela Islam melanjutkan dengan aksi 411.
Menurut Novel, saat itu Rizieq sudah menjadi sasaran rezim karena melawan keras penista agama tanpa takut resiko. Puncaknya, massa pembela Islam membuat aksi 212.
"Itulah rekayasa fitnah chat porno yang akhirnya tidak terbukti dan SP3. Beliau terus diberondong dengan kriminalisasi bertubi-tubi, bahkan ancaman pembunuhan sehingga beliau hijrah," ujar dia.
Karena itu, ia mengatakan, tidak hanya Rizieq, organisasi masyarakat (ormas) di bawah komandonya tidak ada yang mengkhianati perjuangan ulama dan umat Islam. "Saya yakin HRS tidak akan goyah mendukung Jokowi, walau cawapresnya seorang ulama sepuh,” kata dia
Menurut dia, saat ini memang ada upaya adu domba dari luar maupun para penyusup di dalam ormas Islam. Namun, ia mengatakan, jika ada yang membawa nama Persaudaraan Alumni 212 mendukung Jokowi, maka mereka adalah orang-orang yang sakit hati.
"Statement-nya tidak bisa dipertanggungjawabkan dan bukan bagian dari kami lagi selaku alumni 212 lagi," kara dia.