Rabu 22 Aug 2018 16:24 WIB

Kementan Dorong Pengembangan Lengkeng

Lokasi sentra lengkeng tersebar di Jawa Tengah.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Muhammad Hafil
Mugiyanto, anggota TNI yang juga petani lengkeng dari sewa lahan Bumdes Graha Mandala, Desa Borobudur, Jawa Tengah.
Foto: dok. Humas Kementan
Mugiyanto, anggota TNI yang juga petani lengkeng dari sewa lahan Bumdes Graha Mandala, Desa Borobudur, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengembangkan produksi buah-buahan dalam negeri. Salah satunya mendorong produksi lengkeng baik pada sentra kawasan maupun skala rumah tangga.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Suwandi mengatakan, pengembangan kawasan harus memperhatikan keunggulan komparatif dan kompetitif wilayah. Bahkan harus dikelola secara komprehenship dari hulu hingga hilir.

Pekan lalu, ia berkesempatan berkunjung ke kebun lengkeng yang dikelola Mugiyanto dari sewa lahan Bumdes Graha Mandala, Desa Borobudur, Jawa Tengah.

"Sungguh luar biasa, kebun Lengkengnya 1,3 hektare berisi 250 batang dirawat rapih, bersih dan tanaman subur. Hasil panen pertama 40-50 kg per pohon atau mencapai 12 ton per hektare," ujar Suwandi di Jakarta, Rabu (22/8).

Ia menekankan, pengelolaan kebun lengkeng ini merupakan model pengembangan budidaya lengkeng berbasis kawasan yang memberikan keuntungan baik pada pengelola maupun kesejahteraan masyarakat sekitar. Terbukti, kebun lengkeng dijadikan tempat objek wisata, sehingga dikenal Candi Borobudur plus Wisata Kebun Lengkeng.

"Ini agar menjadi inspirasi bagi para pemuda tani. Saya bangga dan haru kepada Mugiyanto yang baru mengetahui ternyata seorang TNI penyandang disabel dinas di Kodim 0705 Magelang," ujar dia. Mugiyanto terpaksa kehilangan satu kakinya setelah diamputasi saat bertugas tugas di Ambon 2000 silam.

Diakui Suwandi, pasar buah lengkeng masih terbuka lebar. Produksi lengkeng pada 2017 baru 10.100 ton dengan luas  panen 638 hektare. Kini, angka tersebut terus digenjot menjadi luas tanam 1.500 hektare berisi 300 ribu pohon. Tahun ini, pihaknya mendidistribusikan 50 ribu bibit lengkeng ke masyarakat.

"Jawa Tengah merupakan sentra Lengkeng terbesar, dengan 167 ribu pohon dengan jenis lengkeng Batu, Selarong, Pingpong, Diamond River, Itoh, Mutiara Poncokusumo dan Kateki," ungkapnya.

Lokasi sentra lengkeng tersebar di Jawa Tengah yakni Kabupaten Semarang, Blora, Karanganyar, Klaten, Jepara, Temanggung, Wonogiri, Magelang.dan Sragen.

Sementara itu, Mugiyanto mengatakan, kiprahnya di sektor pertanian terinspirasi adanua kerjasama TNI dan Kementan dalam meningkatkan ketahanan pangan. Kerja sama ini menekankan anggota TNI harus berbuat terbaik bagi negeri tercinta.

"Di luar waktu dinas dan saat libur, saya giat bertani lengkeng hingga malam hari. Bahkan di waktu luang, sudah biasa keliling membina 30 petani Magelang dan 200-an petani daerah lain, menyebarkan informasi via dunia maya dan menjadi nara sumber berbagai pertemuan," ujar dia.

Kebun lengkeng yang dibangunnya melalui sewa lahan 1,3 hektare ke Bumdes hingga lima tahun ke depan tersebut memiliki produksi yang baik, bahkan pada panen kedua produksinya naik dua hingga tigabkali lipat dari panen pertama.

"Kuncinya di benih unggul, agroklimat sesuai, teknologi tepat dan disempurnakan dengan doa. Ini usaha menguntungkan, harga di petani Rp 40 hingga Rp 50 ribu per kg, kalau di supermarket bisa 70 ribu per kg," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement