REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Pendidikan Tinggi dan Keagamaan Islam Kemenag Arskal Salim mengatakan tahun ini merupakan penyelenggaraan Konferensi Internasional Tahunan Studi Islam ke 18. Rencanannya koferensi ini akan berlangsung di Palu, Sulawesi Tengah 17 -20 September 2018.
"Program ini merupakan kegiatan rutin untuk menghimpun sarjana dan intelektual akademis di berbagai perguruan tinggi Islam negeri maupun swasta dalam dan luar negeri,"jelas dia kepada Republika.co.id, Rabu (22/08).
Baca: Tantangan Kemerdekaan
Peserta tak hanya dari Indonesia tetapi juga, Asia, Eropa, Amerika, Afrika dan Australia. Konferensi ke 18 ini akan membahas berbagai topik sesuai dengan tema besarnya Islam in Southeast Asia and the Global World: Text, Knowledge And Practice.
"Membahas Islam di Asia Tenggara sangat penting karena 25 persen umat Islam di dunia berada di wilayah ini. Selain itu perhatian dunia tehadap islam di wilayah ini masih sedikit,"ujar dia.
Arskal berharap tema ini diharapkan dapat mengglobal sehingga posisi Islam Asia Tenggara di dunia Islam dapat berada di posisi utama. Dua topik yang sangat menarik dibahas dalam konferesi ini adalah dinamika politik Islam dan ekonomi Islam.
Dia menjelaskan dahulu Bangladesh dan Turki mengalami ketertinggalan, tetapi 10 tahun kemudian, hari ini, mereka merupakan negara di Timur tengah yang paling maju dan terdepan. Konferensi ini nantinya terdiri dari 60 panel dengan target peserta diskusi 400 penyaji makalah.n