Kamis 23 Aug 2018 14:53 WIB

Tragedi Banjir di Kerala, India Tolak Bantuan Asing

Kelompok oposisi mengecam keputusan pemerintah.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Banjir di Kerala, India, Jumat (17/8).
Foto: AP Photo/Tibin Augustine
Banjir di Kerala, India, Jumat (17/8).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pemerintah India mengatakan, negaranya tidak akan menerima bantuan bencana negara bagian Kerala yang dilanda banjir dari pemerintah asing. Hal ini menyusul tawaran bantuan yang ditawarkan Qatar dan Uni Emirat Arab (UAE).

Keputusan menolak bantuan asing mengundang kecaman dari oposisi yang mengatakan, banyak warga menderita di wilayah selatan negara itu. Sebab, banjir kali ini merupakan banjir terburuk dalam satu abad dan menewaskan ratusan orang.

Partai Kongres Oposisi Utama menuduh Perdana Menteri India Narendra Modi memperburuk krisis dengan menolak bantuan lebih banyak yang berasal dari bantuan asing.

"Keputusan itu cukup mengecewakan bagi warga Kerala," ujar pemimpin Kongres dan Mantan Ketua negara bagian Kerala, Oommen Chandy dalam surat terbuka kepada Modi dikutip dari laman Reuters, Kamis (23/8).

photo
Warga di India menggunakan perahu karet untuk menyelamatkan seorang kakek yang terjebak banjir di Kochi, Negara Bagian Kerala, Jumat (17/8). Wilayah ini mengalami banjir parah sehingga sekolah dan perkantoran terpaksa diliburkan. Banjir terjadi akibat meluapnya air di Sungai Periyar

Menurut Chandy aturan mengenai bantuan seharusnya diperluas. Ini agar menghapus penderitaan rakyat yang terkena dampak banjir.  "Jika ada hambatan terhadap penerimaan bantuan asing silakan melihat masalah ini dengan serius dan menentukan cara yang sesuai," ujarnya.

Baca juga,  Keluarga Hindu Kerala Korban Banjir Berlindung di Masjid.

Sebelumnya, Pemerintahan Perdana Menteri India Narendra Modi sudah mengumumkan bantuan sebesar lima miliar rupee atau 85 juta dolar Amerika Serikat (AS). Jika dibandingkan dengan permintaan dari negara untuk setidaknya sebesar 20 miliar rupee.

Modi menjanjikan lebih banyak lagi banuan dari pemerintahannya yang akan tersalurkan langsung melalui upaya domestik pada Rabu (22/8) malam.

"Pemerintah India sangat menghargai tawaran dari beberapa negara, termasuk dari pemerintahan asing dalam upaya membantu dan rehabilitasi usai banjir tragis di Kerala," ujar Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan dikutip dari laman Reuters, Kamis (23.8)

Selain dengan kebijakan yang ada, kata pernyataan itu, pemerintah berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan rehabilitasi negara bagian yang terdampak banjir melalui upaya domestik.

Pekan ini, diketahui UEA menawarkan bantuan sebesar 100 juta dolar AS. Sementara Qatar menawarkan bantuan senilai lima juta dolar AS. Sebab, banyak warga Kerala yang tinggal dan bekerja di Teluk atau Timur Tengah.

Hujan deras dimulai dari (8/8) menelan korban tewas 231 warga, menghancurkan puluahan rumah dan menutup akses jalan dan jembatan. Kerugian diperkirakan sekurang-kurangnya mencapai 200 miliar rupee atau sekitar 2, 85 miliar dolar AS.

Hingga kini hujan mereda dan banjir mulai surut, pemerintah fokus beralih terhadap bantuan di pengungsian dan rehabilitasi penyelamatan.

Kementerian Luar Negeri mengatakan, pemerintah akan menerima sumbangan kepada Dana Bantuan Perdana Menteri dan Dana Bantuan Kepala Menteri serta dari yayasan di mana orang India yang tinggal di luar negeri.

Menteri Keuangan Negara Bagian Kerala Thomas Isaac mengatakan di Twitter,  pemerintah pusat seharusbta memberi kompensasi karena menolak bantuan asing.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement