Kamis 23 Aug 2018 15:09 WIB

PM Australia Malcom Turnbull Menolak Mundur

Sejumlah menteri dilaporkan hendak mengundurkan diri.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
Malcolm Turnbull menjelaskan donasi politiknya di tahun 2016 dengan menyatakan,
Foto: AAP
Malcolm Turnbull menjelaskan donasi politiknya di tahun 2016 dengan menyatakan,

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Perdana Menteri Australia Malcom Turnbull bersikeras untuk tidak mengundurkan diri di tengah krisis kepemimpinan yang sedang menggerogoti pemerintahannya. Turnbull berniat untuk meneruskan posisinya sebagai kepala pemerintahan. 

Malcom Turnbull menang tipis dengan tujuh suara dalam pemungutan suara internal di partainya yang diadakan pada Rabu (22/8) kemarin. Hasil itu mengalahkan perolehan suara pesaingnya Peter Dutton. Namun keesokan harinya Dutton meminta untuk diadakan pemungutan suara kembali.

Sejumlah menteri juga telah menyatakan keinginan untuk mengundurkan diri dari pemerintahan. Krisis kepemimpinan tersebut membuat Pemerintah Australia membekukan parlemen hingga September nanti.

Salah satu pendukung kunci Turnbull, Menteri Keuangan Mathias Cormann mengatakan, Turnbull sudah tidak lagi memiliki dukungan dari mayoritas partai. Dia menilai, Peter Dutton merupakan sosok yang lebih pantas untuk memimpin partai dan pemerintahan pada pemilu Mei 2019 mendatang.

"Saya tidak bisa mengesampingkan realitas dan fakta jika mayoritas rekan di partai liberal berpandangan jika sudah seharusnya ada perubahan," kata Mathias Cormann.

Baca juga, Krisis Pemerintahan Australia, 10 Menteri Ingin Mundur.

Turnbull mengaku tidak keberatan untuk segera diadakan pemungutan suara ulang Namun, hal itu harus mendapatkan persetujuan dari 43 perwakilan partai Liberal di parlemen.

Turnbull rencananya akan mengadakan pertemuan dengan para anggota partai pada Jumat (24/8) besok. Ia mengaku tidak akan menghalangi pemungutan suara kembali jika anggota partai menginginkan hal tersebut.

Pesaing berat Turbull lainnya adalah bendahara partai Scott Morrison. Dia diketahui sebagai pendukung Turnbull, namun dilaporkan juga memiliki ambisi untuk menggenggam kekuasaan pemerintahan tertinggi negara.

"Warga Australia nantinya akan tercengang atas apa yang mereka saksikan di parlemen negara mereka," kata Malcom Turnbull.

Turnbull mengatakan, krisis kepemimpinan yang terjadi dalam partai merupakan 'pemberontakan internal' untuk memindahkan partai Liberal ke aliran kanan. Dia mengatakan, ruang minoritas dalam tubuh partai yang didukung oleh orang lain di luar parlemen telah berusaha untuk menindas, mengintimidasi orang lain agar membuat perubahan kepemimpinan.

"Ini digambarkan oleh banyak orang sebagai bentuk kegilaan," kata Trunbull.

Turnbull mengaku ragu dengan kemampuan yang dimiliki Peter Dutton untuk terus duduk di kursi parlemen negara. Dia menyebut, ada laporan jika Dutton memiliki kepentingan keuangan di pusat penitipan anak yang didanai pemerintah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement