REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Steven Tyler menuntut pihak Donald Trump terkait penggunaan lagu "Livin on The Edge" milik Aerosmith. Steven menentang keras penggunaan lagu untuk kampanye maupun acara Donald Trump.
Kejadian ini pun bukan kali pertama terjadi. Pada 2015, tim hukum Steven Tyler memperingatkan calon presiden dari Partai Republik atas penggunaan "Dream On" untuk keperluan kampanye.
"Dengan menggunakan Livin 'On The Edge tanpa izin klien kami, Tuan Trump menyiratkan bahwa klien kami, sekali lagi, mendukung kampanyenya dan atau kepresidenannya, sebagaimana dibuktikan oleh kebingungan nyata yang dilihat dari reaksi para penggemar klien kami di seluruh sosial media," ujar pernyataan yang diberikan, dikutip dari BBC, Jumat (24/8).
THIS IS NOT ABOUT DEMS VS. REPUB. I DO NOT LET ANYONE USE MY SONGS WITHOUT MY PERMISSION. MY MUSIC IS FOR CAUSES NOT FOR POLITICAL CAMPAIGNS OR RALLIES. PROTECTING COPYRIGHT AND SONGWRITERS IS WHAT I’VE BEEN FIGHTING FOR EVEN BEFORE THIS CURRENT ADMINISTRATION TOOK OFFICE.
— Steven Tyler (@IamStevenT) August 22, 2018
Sekarang, Steven sekali lagi telah mengirim Presiden Trump surat mencegah dan tidak menggunakan musik band tanpa izin di sebuah rapat politik. Pada Selasa (21/8) lagu yang dirilis tahun 1993 "Livin 'on the Edge" diperdengarkan untuk rapat.
Sebelum peristiwa tersebut, kubu Trump pun telah diperingatkan oleh The Rolling Stones. Mereka menggunakan lagu "You Can't Always Get What You Want" juga.