REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha muda Sandiaga Uno dijadwalkan untuk hadir dalam acara Festival Ciliwung 2018, pada Sabtu (25/8). Bersama komunitas Jakarta Berlari dan warga Condet, mantan wakil gubernur DKI Jakarta ini akan melakukan lari sejauh 2,5 kilometer (km) dari Jalan Munggang hingga Balai Rakyat, Condet, Jakarta Timur.
Ketua Panitia Festival Ciliwung 2018, Ahmad Maulana, mengungkapkan panitia mengundang Sandiaga sejak dia masih menjabat sebagai wakil gubernur DKI Jakarta. Kehadiran Sandiaga bukan dalam rangka agenda politik.
Maulana mengungkapkan, tidak ada aksi dukung mendukung dalam festival tersebut. Meski Sandiaga merupakan salah satu calon wakil presiden dalam Pemilu Presiden 2019 nanti, ajang Festival Ciliwung 2018 merupakan salah satu agenda bertema lingkungan dan budaya yang bisa dihadiri oleh tokoh manapun.
Maulana yang akrab disapa dengan Lantur ini menjelaskan, Festival Ciliwung 2018 akan mengolaborasikan beberapa kegiatan pada Sabtu (25/8) dan Ahad (26/8). Selain berlari, ada juga senam massal yang diramaikan oleh komunitas Jakarta Bahagia di sepanjang jalan inspeksi Balai Rakyat.
“Ada seribu peserta senam yang akan berolahraga di pinggir Sungai Ciliwung,”kata Lantur seperti dalam siaran persnya, Jumat (24/8).
Festival Ciliwung 2018 juga akan melepas setidaknya seratus peserta yang akan melakukan susur sungai. Mereka akan menggunakan ban karet (tubing) dan perahu karet. Lantur menjelaskan, peserta susur sungai akan melalui rute dari Balai Rakyat, Condet Balekambang hingga ke Dermaga Rawa Elok di Jalan Munggang, Condet, Jakarta.
Keesokan harinya, festival akan dimeriahkan oleh para peserta dari Pramuka Ranting Kramat Jati. Setidaknya, 500 anggota Pramuka akan melakukan permainan tradisional berupa damdas, ketapel dan panah. Mereka juga akan berlomba tarik getek, memahat hebel hingga lomba yel-yel. Mereka akan berlomba di Dermaga Rawa Elok. Brigade Jawara juga akan melakukan pertunjukan seni pencak silat dan Deklarasi Sungai Ciliwung.
Festival Ciliwung 2018.
Tidak lupa, aksi penanaman pohon oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di bantaran Sungai Ciliwung menjadi kegiatan penting untuk mempertahankan tanah di bantaran sungai agar tidak longsor. Penghijauan di sekitar kali juga diharapkan mampu memperindah Ciliwung.
Festival Ciliwung 2018 mengambil tema "Ciliwung Awal dari Peradaban Kota Jakarta". Mengutip hasil riset arkeolog Dr Hasan Djafar, ada tiga situs purbakala yang tersebar di Sungai Ciliwung, khususnya di daerah Condet. Situs Kampung Kramat, Situs Tanjungan, dan Situs Rawa Elok.
Situs-situs tersebut berusia antara 500 Sebelum Masehi (SM)-2000 SM. Bentuknya beragam dari beliung persegi, kapak perunggu, manik-manik, gerabah hingga mata panah.
Beragam situs di Condet merujuk pada sebuah benang merah. Menurut dia, Condet khususnya di wilayah bantaran Sungai Ciliwung sudah didiami oleh permukiman sejak zaman prasejarah. Mantan dosen arkeologi Universitas Indonesia (UI) ini menjelaskan, ada dua babak zaman prasejarah di Condet. Pertama yakni neolithikum dengan adanya beliung yang berlangsung pada 3000 SM-5000 SM dan masa perundagian yakni 1000 SM-500 SM.
Lantur mengungkapkan, bentuk kegiatan Festival Ciliwung 2018 berupa lari, senam dan susur sungai merupakan perlambang dari peradaban manusia. Panitia berupaya mengembalikan kembali aktivitas masyarakat ini ke sungai. Dengan terjunnya mereka ke Ciliwung, Lantur berharap bisa memantik kesadaran masyarakat jika sungai merupakan "Ibu" mereka. Ketika penghormatan mereka akan sungai sudah begitu tinggi, masyarakat diharapkan akan merawat sungai.
Acara ini diselenggarakan oleh lebih dari 40 lembaga filantropi, organisasi masyarakat dan komunitas yang bergerak di berbagai bidang. Terjunnya segenap elemen masyarakat ini melalui Festival Ciliwung 2018 menjadi langkah awal untuk melestarikan sungai.