Jumat 24 Aug 2018 23:40 WIB

BNPB Kerahkan 10 Helikopter Padamkan Karhutla di Kalimantan

BNPB dan BPPT juga terus melakukan hujan buatan

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Asap membumbung tinggi dari kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Foto: dok. Humas Kemenhut
Asap membumbung tinggi dari kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan 10 helikopter yang digunakan untuk patroli dan water bombing di wilayah Kalimantan Barat. Selain satuan tugas darat, 10 helikopter itu juga dikerahkan untuk memadamkan api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalbar.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, BNPB dan BPPT juga terus melakukan hujan buatan atau teknologi modifikasi cuaca menggunakan pesawat Casa 212-200 TNI AU.

"Sudah 5 ton bahan semai Natrium Clorida (CaCl) ditaburkan ke dalam awan-awan potensial di angkasa. Dalam beberapa hari turun hujan, meski tidak merata. Namun mengurangi jumlah kebakaran yang ada," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/8).

Menurut Sutopo, lahan gambut yang terbakar menyebabkan kendala dalam pemadaman. Selain itu cuaca kering, air mulai terbatas, dan daerah yang terbakar cukup luas menghambat upaya pemadaman.

Dia menyampaikan, banyaknya titik panas kebakaran hutan dan lahan di Kalbar juga dipicu oleh kebiasaan masyarakat membakar lahan sebelum membuka lahan. Masyarakat di Kabupaten Sanggau, Sambas, Ketapang, Kubu Raya dan lainnya memiliki tradisi "gawai serentak", yaitu kebiasaan persiapan musim tanam dengan membuka lahan dengan cara membakar.

"Meskipun pemerintah daerah telah melarang namun ternyata kebiasaan ini masih dipraktekkan di banyak tempat. Jadi ya tantangan ke depan bagaimana memberikan solusi kepada masyarakat agar dapat menerapkan pertanian tanpa bakar atau insentif tertentu," jelas Sutopo.

Sementara itu, lanjut dia, hasil pantauan 24 jam terakhir dari satelit Aqua, Terra, SNPP pada katalog Modis Lapan terdeteksi 885 titik panas (hotspot) kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat pada (23/8) pukul 07.13 WIB. Dari 885 titik panas tersebut 509 titik panas kategori sedang dan 376 titik panas kategori tinggi.

Jumlah 885 titik panas di Kalimantan Barat ini adalah terbanyak dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Daerah yang cukup banyak terdeteksi titik panas adalah Kalimantan Tengah adalah 151 titik panas. Secara keseluruhan terdapat 1.231 titik panas di Indonesia pada (23/8) pukul 07.13 WIB.

Sementara untuk daerah lainnya jumlah hotspot tidak terlalu banyak. Upaya pemadamanpun, jelas Sutopo, terus dilakukan tim satgas terpadu di daerah-daerah rawan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

Menurut Sutopo, dampak kebakaran hutan dan lahan di Kota Pontianak telah menyebabkan kualitas udara berdasarkan konsentrasi partikulat (PM10) terukur 166 mikro gram per meter kubik atau kategori tidak sehat pada (23/8) pagi.

"Sebaran asap mengarah ke utara di wilayah Kalimantan Barat bagian barat. Sebanyak 2.000 orang dilaporkan menderita sakit ISPA selama musim kemarau ini," ungkap dia.

Namun begitu, kata Sutopo, Bandara Internasional Supadio di Pontianak tetap beroperasi normal. Jarak pandang 4 kilometer. Dan sekolah sudah masuk kembali, setelah sebelumnya sekolah diliburkan pada 20 hingga 22 Agustus 2018 karena pengaruh asap kabakaran hutan dan lahan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement