REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 34 tabung gas elpiji kemasan 3 kg ditemukan dan digunakan oleh beberapa rumah makan besar dan peternakan ayam di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Rumah makan besar dan peternakan ayam ini kedapaten menggunakan gas elpiji bersubsidi saat dilakukan sidak monitoring pada Kamis (23/8) kemarin.
Dalam sidak yang dilakukan oleh tim monitoring elpiji 3 kg (Disperindag, Pertamina, Hiswana Migas dan Kepolisian), Dinas Perindustrian dan perdagangan Kabupaten Bantul memberikan arahan, dan imbauan tentang peruntukan elpiji 3 kg, dan mengajak para pelaku usaha untuk melakukan penukaran tabung ke tabung tidak subsidi.
“Kami mengingatkan kepada para pelaku usaha ini untuk mau beralih, karena yang mereka gunakan ini jelas tertulis 'Hanya untuk masyarakat miskin'. Dan mereka bukan kelompok keluarga miskin sehingga tidak bisa menggunakan elpiji bersubsidi,” ujar Sumarno bagian pengawas distribusi barang kebutuhan pokok Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bantul.
Sales eksekutif elpiji DIY Pertamina R Djorojatun Sumantri menambahkan bahwa dalam sidak ini, Pertamina memberikan trade in (tukar tabung) dengan elpiji 5,5 kg secara gratis. “Kami akan berikan secara gratis penukaran 2 tabung elpiji 3 kg, dengan satu tabung elpiji 5,5 kg, dan untuk kegiatan sidak kali ini, kami sudah memberikan 21 tabung elpiji 5,5 kg,” tambahnya.
Kegiatan sidak monitoring elpiji 3 kg ini dilakukan di 3 rumah makan dan 1 Peternakan ayam. Terdiri dari RM Bebek Goreng Pak Koes ditemukan 6 tabung elpiji 3 kg, RM Padang Murah Meriah ditemukan 8 tabung elpiji 3 kg, RM Aldan ditemukan 12 tabung LPG 3 kg, peternakan ayam Pak Akim ditemukan 8 tabung elpiji 3 kg.
“Jika kami hitung rata-rata penggunaan mereka perhari untuk usaha rumah makan sebanyak 4 hingga 5 tabung per hari, kecuali RM Aldan yang maksimal penggunaan per harinya bisa sampai 10 tabung per hari, dan Peternakan Ayam menggunakan 8 tabung elpiji 3 kg per hari,” ujar R Djorojatun Sumantri.
“Sehingga total konsumsi elpiji 3 kg perbulan yang tidak sesuai dengan peruntukannya adalah 756 tabung,” ujarnya.
Unit Manager Communication and CSR MOR IV, Andar Titi Lestari menyampaikan bahwa kegiatan monitoring elpiji 3 kg ini akan dilakukan secara berkala, bekerja sama dengan Disperindag, Hiswana Migas dan Kepolisian.
“Kami bersinergi agar peruntukan barang bersubsidi dapat tepat sasaran, dan berharap kesadaran para pelaku usaha untuk bangga menggunakan barang non subsidi juga dapat meningkat,” tuturnya.