REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PU-PR) Lombok Barat (Lobar) I Made Arthadana optimistis mampu menyelesaikan target verifikasi rumah rusak akibat gempa. Namun, dia meminta adanya perpanjangan waktu untuk verifikasi sekaligus memvalidasi hasil verifikasi tersebut.
Made menyampaikan, hingga Jumat (24/8), sebanyak 8.255 rumah telah diverifikasi yang terdiri atas 3.850 rumah rusak ringan, 2.139 rusak sedang, dan 2.266 rusak berat.
"Jika merujuk pada target secara kumulatif, maka dua ribu target rumah terverifikasi telah tercapai. Namun untuk target rusak berat lebih banyak dari itu membutuhkan tambahan waktu," ujarnya di Lobar, NTB, Jumat (24/8).
Ia menilai untuk seluruh rumah rusak berat, masih memerlukan alokasi waktu sampai 10 September, ditambah validasi hasil membutuhkan waktu sampai 25 September. Made mengaku menerima kurang dari seribu rumah yang terverifikasi setiap hari mengingat jumlah tenaga verifikator yang sebanyak 309 orang masih dirasa kurang.
Melihat kondisi tersebut, Made meminta pemerintah bisa memberi tambahan waktu buat pihaknya untuk melakukan verifikasi. Verifikasi, menurut Made, juga harus divalidasi lagi agar lebih akurat.
Made menyebutkan, gempa pada Ahad (5/8) malam menimbulkan kerusakan masif di empat kecamatan di Lobar, yaitu Kecamatan Batulayar, Gunung Sari, Lingsar, dan Narmada. Secara kumulatif di 10 kecamatan se-Lobar, hasil verifikasi yang diselesaikan sampai saat ini baru mencapai 14,34 persen dari total target rumah yang harus diverifikasi.
"Itu masih jauh dari target keseluruhan," lanjutnya.
Kepala Subdit Perencanaan Darurat pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Wing Prasetyo tetap mengharapkan Pemkab Lobar bisa menuntaskan verifikasi sampai Sabtu (25/8).
"Kita berharap tetap bisa diselesaikan di saat tanggap darurat ini. Jangan permasalahan di masa itu diteruskan di masa transisi biarpun masih memungkinkan," ujar Wing.