REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebanyak 2.533 balita di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terkena pneumonia. Ribuan balita ini terkena pneumonia dalam periode Januari hingga Juli 2018 lalu. "Dari Januari sampai Juli ada sebanyak 2.533 balita tercatat terkena pneumonia," ujar Pengelola Program Penanganan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi Toto Joko Marsanto kepada Republika.co.id, Jumat (24/8).
Ia menerangkan pneumonia merupakan bagian dari penyakit ISPA terutama yang memengaruhi paru-paru. Menurut Toto, kasus pneumonia di Sukabumi jumlahnya dinilai tidak tinggi dan masih di bawah target penemuan kasus oleh WHO. Di mana dari target 100 persen sebanyak 5.851 balita yang sudah ditemukan baru sekitar 43.21 persen.
Toto menerangkan, dalam periode Januari hingga Juni tercatat ada sebanyak 2.533 balita yang terkena pneumonia. Rinciannya pada Januari 494 balita, Februari 360 balita, Maret 330 balita, April 362 balita, Mei 328 balita, Juni 312 balita, dan Juli 347 balita.
Lebih lanjut Toto menerangkan, masyarakat idealnya harus mengetahui gejala awal pneumonia. Misalnya ketika anak mengalami batuk dan flu yang disertai demam maka disarankan untuk melakukan deteksi dini dengan cara hitung nafas. Untuk balita berusia kurang dari dua bulan batas napas cepat adalah lebih dari 60 kali per menit.
Bila napasnya mencapai batas tersebu maka napasnya sudah termasuk napas cepat dan segera dibawa ke petugas kesehatan. Untuk balita berumur 2 hingga 12 bulan adalah lebih dari 50 kali per menit. Sedangkan balita umur 12 hingga 59 bulan batasan napasnya adalah lebih dari 40 kali per menit.
Untuk mencegah penyebaran pneumonia atau ISPA, Toto mengatakan, salah satunya dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Misalnya menjaga kesehatan dengan makan yang bergizi, cuci tangan dengan sabun, dan tidak merokok.