REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump memerintahkan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo untuk membatalkan rencana kunjungan ke Korea Utara pada Jumat (24/8). Padahal, satu hari sebelumnya Pompeo baru saja mengumumkan bahwa ia akan kembali mengunjungi Korea Utara bersama perwakilan khusus AS yang baru, yaitu Stephen Biegun.
"Saya telah meminta Menteri Luar Negeri Mike Pompeo untuk tidak pergi ke Korea pada saat ini, karena saya pikir kita belum membuat kemajuan yang cukup terkait denuklirisasi Semenanjung Korea," tulis Trump melalui akun Twitter pribadinya, seperti dilansir Reuters.
Cicitan Trump di akun Twitter pribadinya, Sabtu (25/8).I have asked Secretary of State Mike Pompeo not to go to North Korea, at this time, because I feel we are not making sufficient progress with respect to the denuclearization of the Korean Peninsula...
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) August 24, 2018
Trump mengatakan rencana kunjungan ke Korea Utara kemungkinan tidak akan terjadi selama masalah sengketa perdagangan dengan Cina belum selesai. Trump menambahkan, Cina tak lagi memberi bantuan terkait masalah Korea Utara.
"Saya tidak yakin mereka (Cina) membantu proses denuklirisasi seperti dulu (meskipun ada sanksi PBB yang berlaku)," jelas Trump.
Trump mengatakan rencana kunjungan Pompeo hanya ditunda sementara waktu. Kemungkinan besar, Pompeo akan mengunjungi Korea Utara setelah masalah hubungan dagang AS dengan Cina terselesaikan.
"Untuk sementara waktu, saya ingin menyampaikan salam hangat dan hormat untuk Ketua Kim (Kim Jong Un). Saya menantikan untuk bertemu dengannya dalam waktu dekat," kata Trump.
Trump menitipkan salam buat Kim melalui cicitan di akun Twitter pribadinya, Sabtu (25/8)....Secretary Pompeo looks forward to going to North Korea in the near future, most likely after our Trading relationship with China is resolved. In the meantime I would like to send my warmest regards and respect to Chairman Kim. I look forward to seeing him soon!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) August 24, 2018
Perubahan sikap Trump ini terbilang cukup dramatis. Apalagi, pada Juni lalu, Trump sudah menghadiri pertemuan yang sukses dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Kala itu, Trump menyatakan bahwa ancaman nuklir Korea Utara sudah berakhir.
Negosiasi diketahui telah berhenti sejak pertemuan dilakukan pada Juni lalu. Di satu sisi, Pompeo mendesak langkah nyata dari Korea Utara untuk melepas persenjataan nuklirnya. Di sisi lain, Pyongyang menuntut Washington untuk membuat konsensinya sendiri terlebih dahulu.